ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan efektivitas implementasi program pemerataan pendidikan dasar melalui program pemberian beasiswa retrival kepada siswa rawan drop out (DO) terutama miskin dan perempuan, mengkaji kelebihan dan kelemahannya, kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan pengumpulan data di Dinas P dan K kabupaten Lombok Timur dan 16 (enam belas) sekolah jenjang pendidikan dasar (SD-MI dan SMP-MTs) penerima beasiswa retrival tahun 2007 yang diambil secara sensus. Penelitian ini bersifat ex post facto. Data tentang efektivitas implementasi program pemerataan pendidikan dasar melalui program pemberian beasiswa retrival kepada siswa rawan drop out (DO) terutama miskin dan perempuan ini diambil dengan menggunakan kuesioner, pedoman wawancara dan observasi yang diadopsi dari pedoman monitoring dan evaluasi proyek Desentralisasi Pendidikan Dasar (DBEP-ADB) kabupaten Lombok Timur.
Data yang terkumpul dianalisis secara kuantitatif deskriptif untuk data primer yang dikumpulkan melalui kuesioner sedangkan untuk data kualitatif (sekunder) yang dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif. Dari hasil penelitian ditemukan: 1) tingkat efektivitas implementasi program di dinas P dan K kab. Lombok Timur tergolong sangat efektif, sedangan dari 16 (enam belas) sekolah yang menjadi sasaran penelitian terdapat 2 (dua) sekolah yang tingkat efektivitasnya berada pada katagori “sangat efektif”, dan 14 (Empat belas) sekolah tingkat efektivitasnya berada pada katagori “efektif”. 2) Kelebihan program: a) meningkatnya kepedulian orang tua, guru, dan masyarakat tentang pentingnya pendidikan; b) prosedur mudah dan jelas; c) terdapat indikasi yang kuat bahwa program mengurangi jumlah DO; d) kemungkinan adanya pemotongan atau penyelewengan dana dapat dikurangi. Sedangkan kelemahan program antara lain: a) terlalu banyak tim pelaksana; b) dana beasiswa yang tersedia/dianggarkan tidak mencukupi kebutuhan; c) pembagiannya dirasakan kurang adil, baik antar sekolah maupun antar siswa; d) kemungkinan terjadinya tumpang tindih antar program; e) peluang penyimpangan yang besar dalam penggunaan dana beasiswa; f) kurang mengakomodasi muatan lokal, yaitu perencanaan dan pelaksanaan secara partisipatif; g) lemahnya sistem pemantauan dan kontrol di tingkat paling bawah walaupun telah mengikutsertakan wakil masyarakat dan orang tua murid. 3) Kendala-kendala yang ditemukan: (a) lemahnya sistem pendataan, (b) kurang profesionalnya pengelola program di Dinas P dan K, (c) terbatasnya sarana informasi dan komunikasi dalam pengelolaan program, (d) pihak sekolah enggan mencari/mendata siswa yang rawan drop out, dan (e) siswa yang drop out atau rawan drop out telah bekerja ke luar negeri menjadi TKI (Tenaga Kerja Indonesia). 4) Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi kendala tersebut adalah: a) pengelola program melakukan koordinasi dan sinkronisasi data dengan instansi-instansi terkait; b) menyusun daftar pembagian tugas (job description) yang tegas dan jelas; c) mengupayakan adanya insentif bagi pihak sekolah; d) melakukan sosialisasi dan kampanye mengenai pentingnya pendidikan; e) belum ada upaya penanggulangan karena alasan ekonomi masyarakat yang belum stabil.
Kata Kunci: Studi Evaluatif, program pemerataan pendidikan dasar dan program pemberian beasiswa, beasiswa retrival, drop out, miskin dan perempuan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar