Rabu, 18 Mei 2022

Bagaimana Penelitian Bermula?

Suatu hari mbok Yem datang tergopoh-gopoh menemui seorang dukun di kampungnya, konon sang dukun sakti mandraguna, dia mampu melihat hal-hal gaib atau barang kasat mata, bisa meramal dan mengobati segala macam penyakit. Sesampainya di rumah mbah dukun sebut saja namanya “mbah Ki Kanjeng Tuselak Diputro Wagunepor”, mbok Yem langsung menyampaikan bahwa anaknya sakit kena guna-guna, panas badannya tidak turun-turun sejak 4 hari yang lalu. Dengan ekspresi datar, mbah Wagoo (sebutan milenal si mbah dukun) memberikan saran agar mbok Yem pergi ke kolam keramat yang ada di belakang rumahnya, lalu mengambil air dan diminumkan kepada anaknya yang sakit. Tanpa pikir panjang mbok Yem bergegas melakukan saran mbah Wagoo.


Begitu berada di sekitar kolam keramat, mbok Yem sedikit berteriak bertanya kepada mbah Wagoo, “Mbah…ngambil airnya di sebelah mana? Mantra-mantra tadi dibaca berapa kali? Pinggiran aja atau harus di tengah? Pakai gayung atau langsung plastiknya dicemplungkan? Atau…? Mendengar pertanyaan mbok Yem yang setengah berteriak itu, mbah Wagoo sedikit geram dan keluar menghampiri “makanya jangan terlalu banyak makan micin, pertanyaan kayak daftar menu restoran aja. Sini tak ambilin..” bentak mbah Wagoo seraya merebut kantong plastic yang dipegang mbok Yem.

Selasa, 17 Mei 2022

MAN Kabupaten Pekalongan Optimis Menjadi Jawara di Ajang Bergengsi LKIR-NYIA BRIN 2022

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang sekarang bernama BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) kembali melaksanakan kegiatan bergengsi yaitu Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) dan National Young Inventors Award (NYIA). Informasi lebih lanjut, silahkan klik link: https://kompetisi.lipi.go.id/

Kegiatan ini dimaksudkan untuk: 1) Meningkatnya wawasan, pengetahuan, dan budaya meneliti di kalangan masyarakat, 2) Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan remaja dalam aktivitas penelitian ilmiah, 3) Meningkatnya kuantitas dan kualitas siswa dalam menghasilkan karya ilmiah; 4) Meningkatnya kuantitas dan kualitas inovasi remaja dalam bidang Iptek; 5) Meningkatnya partisipasi remaja dalam ajang pameran invensi di tingkat internasional; dan 6) Meningkatnya pengetahuan dan wawasan remaja melalui proses saling tukar informasi di ajang internasional

Jumat, 06 Mei 2022

Ujian Nasional dan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)

Ujian Nasional (UN) DITIADAKAN?

Sahabat forum yang budiman, kalian tentu udah tahu atau paling tidak pernah mendengar informasi terbaru tentang kebijakan Pemerintah mengenai ditiadakan/dihapusnya Ujian Nasional (UN) mulai tahun 2021 yang lalu.  Sebenarnya apa sih yang melatar belakangi munculnya kebijakan tersebut dan solusinya bagaimana? Kali ini, kami akan mencoba membahas garis besarnya aja ya... tapi sebelum memberikan komentar atau penilaian mengenai kebijakan Pemerintah tersebut ada baiknya, kita kupas tuntas apa itu Ujian Nasional dan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) seperti judul konten.

Ujian Nasional : Ujian yang diselenggarakan untuk mengukur pencapaian kompetensi lulusan peserta didik pada jenjang satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah sebagai hasil dari proses pembelajaran sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL).

https://www.liputan6.com/news/read/4132500/headline-ujian-nasional-dihapus-2021-apa-saja-langkah-strategis-mendikbud-nadiem-makarim

Analisis Kebijakan (Policy Analysis)

 Apa itu Kebijakan?

Kebijakan adalah seperangkat prinsip yang dimaksudkan untuk memengaruhi tindakan dan memberikan hasil yang masuk akal. Kebijakan juga dapat didefinisikan sebagai deklarasi maksud yang dilakukan melalui metode atau protokol. Badan tata kelola di dalam perusahaan biasanya mengadopsi kebijakan. Baik pengambilan keputusan subjektif dan objektif dapat mengambil manfaat dari kebijakan. Misalnya, kebijakan desentralisasi pendidikan dasar, digunakan dalam pengambilan keputusan subjektif untuk membantu terlaksananya manajemen berbasis sekolah. contoh lain, misalnya kebijakan penanggulangan bencana Rob di Kabupaten/Kota Pekalongan, dan sebagainya. Selanjutnya, aturan, regulasi, proses, tindakan administratif, insentif, dan praktik sukarela digunakan oleh pemerintah dan lembaga lainnya. Alokasi sumber daya sering kali mencerminkan keputusan kebijakan.

Analisis kebijakan adalah alat yang digunakan dalam pemerintahan yang memungkinkan pegawai negeri sipil, aktivis, dan lainnya untuk mengeksplorasi dan menilai berbagai pilihan untuk menerapkan undang-undang dan tujuan pejabat terpilih ke dalam tindakan. Metode ini juga digunakan dalam pengelolaan bisnis besar dengan kebijakan yang rumit. Hal ini bisa didefinisikan sebagai "penentuan kebijakan mana yang akan mencapai serangkaian tujuan tertentu berdasarkan hubungan antara kebijakan dan tujuan.

Rabu, 04 Mei 2022

Menulis Latar Belakang Penelitian

Menulis latar belakang masalah penelitian tidak sesederhana kedengarannya, diperlukan kemampuan menulis dan menyampaikan argumen logis berdasarkan fakta dan teori (sesuai topik penelitian) yang mendukung statemen yang kita tuliskan. Di situlah bedanya antara mengarang indah dengan menulis karya ilmiah. Apalagi bagi teman-teman yang tidak biasa menulis atau jarang baca, waduh...bakalan pusing tujuh keliling dah. Baru mau menulis satu paragraf saja, kopinya tujuh gelas. hehehe bukan curhat yaaa....becanda.    

Gambar Ilustrasi kehabisan ide saat menulis
https://www.akuntt.com/2018/11/gambar-orang-lagi-pusing-stress-berat.html


Latar belakang penelitian menentukan konteks penelitian. Bagian ini menjelaskan mengapa topik penelitian yang Anda lakukan itu penting dan esensial untuk memahami aspek-aspek utama penelitian. Biasanya, latar belakang membentuk bagian pertama dari artikel/tesis penelitian dan membenarkan perlunya melakukan penelitian dan merangkum apa yang ingin dicapai oleh penelitian.

Minggu, 01 Mei 2022

Selamat Idul Fitri 1443H

 


Single Subject Research Design

Definition 

A single subject research design is a sort of research methodology that involves evaluating a single phenomena (typically a behavior) over time. It is commonly used to evaluate interventions. A researcher might, for example, create a baseline of studying behavior for a disruptive student (A), then introduce a treatment including positive instructor attention (B), and finally switch to a treatment containing moderate punishment for not studying (C).