Rabu, 19 Agustus 2009
TIPS PENYUSUNAN SOAL PILIHAN GANDA
1. Pengertian
Bentuk soal pilihan ganda adalah soal yang jawabannya harus dipilih dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan.
Setiap soal pilihan ganda terdiri dari pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban terdiri atas kunci jawaban dan pengecoh (distractor). Kunci jawaban ialah jawaban yang benar atau paling benar. Pengecoh merupakan jawaban yang tidak benar, namun memungkinkan testee terkecoh untuk memilihnya apabila testee tidak menguasai bahan/materi pelajaran dengan baik.
2. Kelebihan dan Kelemahan Soal Pilihan Ganda
Setiap bentuk soal, tentunya memiliki kelemahan dan kelebihan tergantung sekarang bagaimana kita mengemasnya dan untuk mengukur apa soal yang kita susun. Kelebihan dari bentuk soal pilihan ganda, diantaranya:
· Soal pilihan ganda mampu mengukur berbagai jenjang kognitif (dari ingatan sampai dengan evaluasi-lihat ranah kognitif menurut Bloom).
· Penskorannya mudah, cepat, objektif, dan bisa mencakup ruang lingkup bahan/materi/PB yang luas dalam suatu tes untuk suatu kelas atau jenjang pendidikan.
· Soal pilihan ganda sangat tepat untuk ujian yang pesertanya sangat banyak atau yang sifatnya massal, sedangkan hasilnya harus segera diumumkan, seperti ujian semester, ujian kenaikan kelas, ujian sekolah, dan ujian akhir nasional.
Kelamahan soal bentuk pilihan ganda:
· Waktu yang diperlukan relatif lama untuk menyusun soalnya
· Kesulitan membuat pengecoh yang homogen dan berfungsi;
· Memungkinkan testee untuk berspekulasi/menebak kunci jawaban
3. Bagaimana menyusun soal bentuk pilihan ganda?
Inilah pertanyaan yang akan mengarahkan kita untuk memahami bagaimana soal pilihan ganda disusun. Sekurang-kurangnya ada tiga point yang perlu diperhatikan dalam penyusunan soal pilihan ganda yaitu: 1) isi materi, 2) konstruksinya, dan bahasa yang digunakan.
a. Isi/Materi
- Soal harus sesuai dengan indikator. Artinya, soal harus menanyakan perilaku dan materi yang hendak diukur sesuai dengan tuntutan indikator.
- Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi, dalam artian bahwa semua pilihan jawaban harus berasal dari materi yang sama seperti yang terkandung dalam pokok soal, penulisannya harus setara, dan semua pilihan jawaban harus berfungsi dengan baik.
- Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling benar. Artinya, satu soal hanya mempunyai satu kunci jawaban. Jika terdapat beberapa pilihan jawaban yang benar, maka kunci jawabannya adalah pilihan jawaban yang paling benar.
b. Konstruksi
- Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. Artinya kemampuan/materi yang hendak diukur/ditanyakan jelas, tidak menimbulkan pengertian atau penafsiran yang berbeda dari yang dimaksudkan penyusun, dan hanya mengandung satu persoalan untuk setiap nomor.
- Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja. Artinya, apabila terdapat rumusan atau pernyataan yang sebetulnya tidak diperlukan, maka rumusan atau pernyataan tersebut dihilangkan saja.
- Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar. Artinya pada pokok soal jangan sampai terdapat kata, frase, atau ungkapan yang dapat memberikan petunjuk ke arah pilihan jawaban yang benar.
- Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda. Usahakan pada pokok soal jangan terdapat dua kata atau lebih yang mengandung arti negatif. Penggunaan kata negatif ganda dapat mempersulit testee dalam memahami maksud soal. Akan tetapi dalam hal lain penggunaan kata negatif ganda diperbolehkan terutama dalam mengukur keterampilan bahasa, disini yang ingin diukur justru pengertian tentang negatif ganda itu sendiri.
- Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama. Kaidah ini perlu diperhatikan karena adanya kecenderungan siswa untuk memilih jawaban yang paling panjang, karena seringkali jawaban yang lebih panjang itu lebih lengkap dan merupakan kunci jawaban.
- Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, “Semua pilihan jawaban di atas salah”, atau ”Semua pilihan jawaban di atas benar”. Karena dengan adanya pilihan jawaban seperti ini, maka dari segi materi pilihan jawaban berkurang satu, disebabkan pernyataan ini hanya merujuk kepada materi dari jawaban sebelumnya.
- Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut, dan pilihan jawaban berbentuk angka yang menunjukkan waktu harus disusun secara kronologis. Pengurutan angka dilakukan dari nilai angka yang paling kecil ke nilai angka yang paling besar atau sebaliknya. Pengurutan waktu berdasarkan kronologis waktunya. Pengurutan tersebut dimaksudkan untuk memudahkan siswa melihat dan memahami pilihan jawaban.
- Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi. Artinya, apa saja yang menyertai suatu soal yang ditanyakan harus jelas, terbaca, dapat dimengerti oleh siswa. Apabila soal tersebut tetap bisa dijawab tanpa melihat gembar, grafik, tabel atau sejenisnya yang terdapat pada soal, berarti gambar, grafik, atau tabel tersebut tidak berfungsi.
- Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya. Ketergantungan pada soal sebelumnya menyebabkan siswa yang tidak dapat menjawab benar soal pertama tidak akan dapat menjawab dengan benar soal berikutnya.
c. Bahasa
- Bahasa yang digunakan harus komunikatif, sehingga mudah dimengerti oleh testee. Apabila tanpa harus melihat dahulu pilihan jawaban, testee sudah dapat mengerti pertanyaan/maksud pokok soal, maka dapat disimpulkan bahwa pokok soal tersebut sudah jelas.
- Gunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonsesia yang disempurnakan (EYD), jangan menggunakan bahasa lokal/setempat karena akan membingungkan testee yang berasal dari daerah lain.
- Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian. Letakkan kata tersebut pada pokok soal.
4. Langkah-langkah Penyusunan Soal
Sebelum menyusun soal, tentunya tester harus melakukan planning terlebih dahulu, perencanaan dituangkan ke dalam tabel kisi-kisi. Secara umum langkah-langkah dalam penyusunan soal adalah sebagai berikut:
1) Rumuskan tujuan dilakukannya test: dalam langkah ini ditentukan tujuan dilakukannya test, apakah tes dilakukan untuk menilai perubahan tingkah laku selama proses pembelajaran (placement test), melihat hasil pembelajaran selama pembelajaran berlangsung (formatif test), mendiagnose kesulitan belajar (diagnostics test), dan mengukur performent kemampuan testee diakhir proses pembelajaran (summatif test).
2) Tentukan aspek-aspek yang akan dievaluasi, misalnya: aspek kognitif, afektif atau psikomotor.
3) Tentukan teknik yang akan digunakan dalam pelaksanaan evaluasi, apakah tes atau nontes.
4) Tentukan alat ukur yang akan digunakan, misalnya kalau teknik tes yang dipakai alat ukurnya (instrumen) yang digunakan tes. (dalam contoh ini kita gunakan bentuk soal pilihan ganda)
5) Buat tabel sfesifikasi atau biasa disebut dengan kisi-kisi soal,
6) Susunlah item tes yang relevan dengan kisi-kisi soal.
Contoh penyusunan kisi-kisi
Tabel spesifikasi yang juga dikenal dengan istilah kisi-kisi soal atau blue print adalah sebuah tabel analisis yang didalamnya dimuat rincian materi tes dan tingkah laku beserta proporsi yang dikehendaki oleh tester. Misalnya, akan diukur ranah kognitif siswa pada mata pelajaran tertentu setingkat SMA. Dimana seluruh pelajaran terdiri atas 7(tuju) bab, masing-masing bab diukur dalam 6 taraf kompetensi, yaitu pengetahuan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3), analisis (C4), Sintesis (C5), dan Evaluasi (C6).
Kompetensi kognitif siswa (peserta didik) yang akan diukur adalah:
1. Pengetahuan (C1) : Kemampuan siswa untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.
2. Pemahaman (C2) : Kemampuan siswa untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui atau diingat. Memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan melihatnya dari berbagai segi.
3. Aplikasi atau Penerapan (C3) : Kesanggupan seseorang (siswa) untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara atau metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru dan konkrit.
4. Analisis (C4) : Kemampuan seseorang (siswa) untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya.
5. Sintesis (C5) : Kemampuan berpikir yang merupakan kebalikan dari proses berpikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru.
6. Evaluasi (C6) : Kemampuan seseorang (siswa) untuk membuat pertimbangan terhadap situasi, nilai atau ide, misalnya jika seseorang dihadapkan pada berbagai pilihan maka ia akan mampu memilih salah satu pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada.
Dilihat dari segi isi mata pelajaran, dalam contoh berikut ini isi mata pelajaran untuk masing-masing bab diberi bobot sebagai berikut: Bab I = 5%, Bab II = 10%, Bab III = 15%, Bab IV = 30%, Bab V = 20%, Bab VI = 15% dan Bab VII = 5%.
Sedangkan dari segi taraf kompetensinya, taraf pengetahuan diberi bobot 35%, taraf pemahaman = 25%, taraf aplikasi = 20%, taraf analisis = 10%, taraf sintesis = 5% dan taraf evaluasi = 5%. Direncanakan soal yang disusun terdiri dari 120 butir soal (misalnya). Maka banyaknya setiap butir soal disetiap kolom dan baris disesuaikan dengan bobot yang sudah ditentukan di atas. Caranya???
Dari keterangan di atas, cara penyusunan tabel sfesifikasi/kisi-kisi/blue print ini adalah:
1. Jumlah butir soal secara keseluruhan sudah ditentukan yaitu sebanyak 120 butir soal
2. Dari jumlah 120 butir soal ini, dikalikan dengan jumlah persentase pada tiap-tiap bab untuk mengetahui berapa item soal untuk tiap babnya. Dari data di atas kita dapatkan.
Bab I = 5% x 120 = 6 butir soal
Bab II = 10% x 120 = 12 butir soal
Bab III = 15% x 120 = 18 butir soal
Bab IV = 30% x 120 = 36 butir soal
Bab V = 20% x 120 = 24 butir soal
Bab VI = 15% x 120 = 18 butir soal
Bab VII = 5% x 120 = 6 butir soal
Total = 120 butir soal
3. Hitung banyaknya butir soal dilihat dari taraf kompetensi yang akan diukur untuk masing-masing bab. Kita sudah mendapatkan proposri jumlah butir pada masing-masing bab, langkah selanjutnya adalah menentukan proporsi pada masing-masing taraf kompetensi yang akan diukur.
· Bab I: Jumlah butir soal = 6 butir soal dengan rincian:
a. taraf pengetahuan = 35% x 6 = 2,1 = 2 butir soal
b. taraf pemahaman = 25% x 6 = 1,5 = 2 butir soal
c. taraf aplikasi = 20% x 6 = 1,2 = 1 butir soal
d. taraf analisis = 10% x 6 = 0,6 = 1 butir soal
e. taraf sintesis = 5% x 6 = 0,3 = 0 butir soal
f. taraf evaluasi = 5% x 6 = 0,3 = 0 butir soal +
Total = 6 butir soal
· Bab II : Jumlah butir soal = 12 butir soal
a. taraf pengetahuan = 35% x 12 = 4,2 = 4 butir soal
b. taraf pemahaman = 25% x 12 = 3,0 = 3 butir soal
c. taraf aplikasi = 20% x 12 = 2,4 = 2 butir soal
d. taraf analisis = 10% x 12 = 1,2 = 1 butir soal
e. taraf sintesis = 5% x 12 = 0,6 = 1 butir soal
f. taraf evaluasi = 5% x 12 = 0,6 = 1 butir soal +
Total = 12 butir soal
Proses penghitungan proporsi untuk bab berikutnya sama dengan di atas, sehingga didapatkan tabel kisi-kisi soal sebagaimana berikut ini:
Contoh: Tabel Kisi-kisi Tes Hasil belajar
Isi Mata
pelajaran Taraf Kompetensi Total
C1 (35%) C2 (25%) C3 (20%) C4 (10%) C5 (5%) C6 (5%)
Bab I
(5%) 2 2 1 1 0 0 6
Bab II
(10%) 4 3 2 1 1 1 12
Bab III
(15%) 6 4 4 2 1 1 18
Bab IV
(30%) 13 9 7 3 2 2 36
Bab V
(20%) 9 6 5 2 1 1 24
Bab VI
(15%) 6 4 4 2 1 1 18
Bab VII
(5%) 2 2 1 1 0 0 6
Total 42 30 24 12 6 6 120
Setelah tabel kisi-kisi atau tabel spesifikasi seperti diatas sudah dibuat, barulah soalnya disusun, contoh penyusunan soal pilihan ganda (multiple choice)à ingat pedoman sebelumnya? (contoh soal diadposi dari pusat penilaian pendidikan-Balitbang Depdiknas, 2003) :
Bacaan berikut ini untuk contoh soal no. 1 sampai dengan 3
Pak Irfan membuka usaha perikanan darat yang dilakukan di sebuah kolam. Eksosistem kolam tersebut yang didalamnya terdapat populasi ikan (seperti bawal, gabus, gurame, nila), katak, serangga, bangau, ular, teratai, eceng gondok, dan ganggang, berada di dekat sawah yang sering disemprot dengan insektisida. Secara terus menerus sisa-sisa insektisida ini terbawa aliran air dan masuk ke dalam kolam.
1. Soal harus sesuai dengan indikator
Indikator : Siswa dapat memprediksi keadaan populasi dalam ekosistem kolam setelah jangka waktu yang lama, berdasarkan ilustrasi yang diberikan.
Contoh soal yang kurang baik:
Manakah diantara hewan-hewan berikut yang paling terpengaruh oleh insektisida?
a. Ikan
b. Ular
c. Katak
d. Serangga
Penjelasan:
Dalam contoh di atas dapat dilihat bahwa kemampuan yang ingin diukur dalam indikator adalah memprediksi keadaan populasi dalam ekosistem kolam setelah jangka waktu yang lama, sedangkan soal menanyakan tentang hewan yang terpengaruh oleh adanya insektisida. Rumusan pokok soal ini tidak sesuai dengan indikator.
Contoh soal yang lebih baik:
Apakah yang akan terjadi dengan populasi dalam ekosistem kolam pak Irfan dalam jangka waktu yang lama?
a. Populasi ikan akan langsung mati karena mereka memakan insektisida
b. Populasi eceng gondok akan meledak karena insektisida merupakan pupuk bagi tumbuhan tersebut
c. Populasi ikan akan berkurang karena mereka memangsa plankton yang mengandung insektisida
d. Semua populasi yang terdapat dalam kolam akan mati
Kunci : D
2. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi
Contoh soal yang kurang baik:
Organisme yang dapat membuat makanannya sendiri dalam ekosistem kolam pak Irfan adalah...
a. katak
b. ikan
c. teratai
d. air
Kunci: C
Penjelasan:
Pilihan jawaban d pada contoh soal di atas tidak homogen dari segi materi karena air bukanlah organisme, sedangkan pokok soal menanyakan tentang organisme yang dapat membuat makanannya sendiri.
Contoh soal yang lebih baik:
Organisme yang dapat membuat makanannya sendiri dalam ekosistem kolam pak Irfan adalah...
a. katak
b. ikan
c. teratai
d. serangga
Kunci: C
3. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau paling benar
Contoh soal yang kurang baik:
Bila populasi serangga punah, apa yang terjadi dengan populasi lain dalam kolam pak Irfan?
a. Katak dan ular meningkat
b. Teratai meningkat dan ular menurun
c. Katak meningkat dan ular menurun
d. Katak dan ular menurun
Kunci: B dan D
Penjelasan:
Contoh soal di atas lebih dari satu pilihan jawaban yang benar, yaitu b dan d sehingga dapat membingungkan siswa. Sedangkan jawaban yang diminta hanya satu jawaban yang benar atau paling tepat.
Contoh soal yang lebih baik:
Bila populasi serangga punah, apa yang terjadi dengan populasi lain dalam kolam pak Irfan?
a. Katak dan ular meningkat
b. Katak menurun dan ular meningkat
c. Katak meningkat dan ular menurun
d. Katak dan ular menurun
Kunci: D
4. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas
Kebun pak Budi ditanami 4 jenis pohon mangga, yaitu golek, indramayu, manalagi, dan harumanis. Pohon mangga golek mempunyai batang yang kokoh dan bauh yang masam, sedangkan pohon mangga harumanis mempunyai batang yang tidak kokoh dan buah yang manis
Diagram lingkaran berikut menggambarkan mangga yang dihasilkan dari kebun pak Budi
Mangga yang dihasilkan dari kebun pak Budi kemudian diolah menjadi manisan dan selai.
Contoh soal yang kurang baik:
Pohon mangga di kebun pak Budi adalah...
a. 750 buah
b. 450 buah
c. 300 buah
d. 50 buah
Kunci: A
Penjelasan:
Karena perumusan permasalahan dalam pokok soal tidak jelas, pengecoh menjadi sangat heterogen, dan tidak jelas konsep apa yang ditanyakan.
Contoh soal yang lebih baik:
Bila banyak mangga golek 150 buah, jumlah seluruh mangga yang diperoleh pak Budi adalah…
e. 750 buah
f. 450 buah
g. 300 buah
h. 50 buah
Kunci: A
5. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja
Contoh soal yang kurang baik:
Pak Budi ingin mengembangkan usaha perkebunan mangga, oleh karena itu dia harus menanamkan bibit mangga yang baik.
Bagaimanakah cara pak Budi untuk memperoleh pohon mangga baru dengan menggabungkan sifat-sifat yang baik dari pohon mangga golek dan harumanis?
a. Melakukan perkawinan silang dari kedua pohon tersebut
b. Mencangkok pohon mangga harumanis dan memberi pupuk sebanyak mungkin.
c. Melakukan penyambungan dengan pohon mangga harumanis sebagai pohon pokok
d. Menempatkan bakal tunas dari pohon mangga harumanis ke batang pohon mangga golek
Kunci: D
Penjelasan:
Pokok soal di atas mengandung pernyataan yang tidak diperlukan, yaitu kalimat pertama. Hal ini akan membingungkan siswa dan menyita waktu yang disediakan untuk membaca dan memahami maksud soal.
Contoh soal yang lebih baik:
Bagaimanakah cara pak Budi untuk memperoleh pohon mangga baru dengan menggabungkan sifat-sifat yang baik dari pohon mangga golek dan harumanis?
a. Melakukan perkawinan silang dari kedua pohon tersebut
b. Mencangkok pohon mangga harumanis dan memberi pupuk sebanyak mungkin.
c. Melakukan penyambungan dengan pohon mangga harumanis sebagai pohon pokok
d. Menempatkan bakal tunas dari pohon mangga harumanis ke batang pohon mangga golek
Kunci: D
6. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar
Contoh soal yang kurang baik:
Jenis unit koperasi apakah yang tepat dijadikan sebagai tempat pamasaran manisan dan selai pak Budi?
a. Koperasi Unit Desa
b. Koperasi Simpan Pinjam
c. Koperasi Konsumsi
d. Koperasi Produksi
Kunci: A
Penjelasan:
Kata unit pada pokok soal akan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar.
Contoh soal yang lebih baik:
Jenis koperasi apakah yang tepat dijadikan sebagai tempat pemasaran manisan dan selai pak Budi?
a. Koperasi Unit Desa
b. Koperasi Simpan Pinjam
c. Koperasi Konsumsi
d. Koperasi Produksi
Kunci: A
7. Pokok soal yang menggunakan pernyataan yang bersifat negatif ganda seperti bukan, tidak, tanpa, kecuali dan sejenisnya dapat membingungkan peserta didik dalam memahami pokok permasalahan yang ditanyakan
Contoh soal yang kurang baik:
Berikut ini adalah organisasi yang tidak bergerak di bidang politik, kecuali...
a. Budi Utomo
b. Muhammadiyah
c. Indische Partij
d. Taman Siswa
Kunci: C
Penjelasan:
Pokok soal di atas menggunakan pernyataan yang bersifat negatif ganda, yaitu tidak dan kecuali. Penggunaan kata negatif ganda tersebut dapat membingungkan siswa dalam memahami pokok permasalahan yang ditanyakan.
Contoh soal yang lebih baik:
Organisasi pada masa pergerakan nasional yang bergerak di bidang politik adalah..
a. Budi Utomo
b. Muhammadiyah
c. Indische Partij
d. Taman Siswa
Kunci: C
8. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama
Contoh soal yang kurang baik:
Salah satu isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 adalah...
a. pembubaran Partai Komunis Indonesia
b. kembali ke Undang-undang Dasar 1945
c. pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat
d. dibentuknya Dewan Nasional yang terdiri dari wakil-wakil semua partai yang ada
Kunci: B
Penjelasan:
Pada contoh soal di atas pilihan jawaban d paling panjang. Hal ini perlu dihindari karena ada kecenderungan peserta didik untuk memilih pilihan jawaban terpanjang sebagai kunci.
Contoh soal yang lebih baik:
Salah satu isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 adalah...
a. pembubaran Partai Komunis Indonesia
b. kembali ke Undang-undang Dasar 1945
c. pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat
d. pembentukan Dewan Nasional
Kunci: B
9. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, ”Semua pilihan jawaban di atas salah”, ”Semua pilihan jawaban di atas benar”
Contoh soal yang kurang baik:
Apa akibat yang ditimbulkan pada kehidupan manusia jika kita menebang pohon secara sembarangan?
a. Akan terjadi banjir karena tidak ada akar tumbuhan yang menahan air
b. Kehidupan manusia tidak akan terpengaruh karena manusia dapat menanam hutan yang baru
c. Kehidupan manusia semakin sulit karena tidak ada lagi sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan
d. Semua pilihan jawaban di atas salah
Kunci: A
Penjelasan:
Contoh soal di atas kurang baik karena hanya terdapat tiga pilihan jawaban yang dipertimbangkan. Jika semua jawaban di atas benar merupakan kunci, maka kita tidak mendapatkan informasi apakah peserta didik telah mengetahui dan memahami dengan baik jawaban yang benar. Sebaliknya bila semua jawaban di atas salah merupakan kunci maka kita tidak mendapat informasi apa-apa dari jawaban siswa untuk pertanyaan tersebut.
Contoh soal yang lebih baik:
Apa akibat yang ditimbulkan pada kehidupan manusia jika kita menebang pohon secara sembarangan?
a. Akan terjadi banjir karena tidak ada akar tumbuhan yang menahan air
b. Kehidupan manusia tidak akan terpengaruh karena manusia dapat menanam hutan yang baru
c. Kehidupan manusia semakin sulit karena tidak ada lagi sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan
d. Manusia akan mencari sumber daya alam yang lain sebagai pengganti hutan
Kunci: A
10. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut, atau kronologis waktunya.
Contoh soal yang kurang baik:
Bila suhu pada malam hari itu 20oC, berapa derajat suhu pada malam itu bila diukur dengan menggunakan termometer Fahrenheit?
a. 77oF
b. 45oF
c. 68oF
d. 36oF
Kunci: C
Penjelasan:
Pilihan jawaban di atas tidak berurutan dari besar ke kecil atau sebaliknya. Hal ini akan menyita waktu lebih banyak lagi bagi siswa untuk memahami dan memilih jawaban yang tepat, karena harus membaca angka pilihan jawaban yang meloncat-loncat tidak karuan.
Contoh soal yang lebih baik:
Bila suhu pada malam hari itu 20oC, berapa derajat suhu pada malam itu bila diukur dengan menggunakan termometer Fahrenheit?
a. 36oF
b. 45oF
c. 68oF
d. 77oF
Kunci: C
11. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi
Contoh soal yang kurang baik:
(Membaca grafik)
Jumlah murid yang mempunyai berat badan 30 kg adalah... murid.
a. 5
b. 10
c. 20
d. 25
Kunci: C
Penjelasan:
Grafik dalam soal belum dilengkapi dengan angka yang memberikan informasi tentang jumlah murid dan berat badan, sehingga informasi dalam grafik itu tidak jelas. Akibatnya siswa yang mengerjakan soal itu tidak dapat menjawab dengan benar.
12. Rumusan butir soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
Contoh soal yang kurang baik:
Andi punya duit Rp. 20.000,00 dan Anto Rp. 15.000,00.
Mereka pengin beli bola voli seharga Rp. 30.000,00.
Sisa duit Fikri dan Maula adalah…
a. Rp. 1.000,00
b. Rp. 5.000,00
c. Rp. 10.000,00
d. Rp. 15.000,00
Kunci: B
Penjelasan:
Bahasa yang digunakan pada rumusan pokok soal tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Contoh soal yang lebih baik:
Andi punya uang Rp. 20.000,00 dan Anto Rp. 15.000,00.
Mereka ingin membeli bola voli seharga Rp. 30.000,00.
Sisa uang Andi dan Anto adalah…
a. Rp. 1.000,00
b. Rp. 5.000,00
c. Rp. 10.000,00
d. Rp. 15.000,00
Kunci: B
13. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional.
Cukup Jelas.
14. Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian. Letakkan kata dan frase tersebut pada pokok soal.
Contoh soal yang kurang baik:
Takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus ditunjukkan dengan...
b. melakukan semua perintah dan menjauhi larangan-Nya
c. melakukan semua perintah dengan rasa terpaksa
d. melakukan perintah-Nya karena takut dimarahi
e. melakukan perintah dan larangan-Nya dengan ikhlas
Kunci: A
Penjelasan:
Kata melakukan ditulis secara berulang sampai 4 kali. Hal ini menyebabkan siswa harus membaca kata tersebut berulang kali, sehingga menyita lebih banyak waktu.
Contoh soal yang lebih baik:
Takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus ditunjukkan dengan melakukan...
a. semua perintah dan menjauhi larangan-Nya
b. semua perintah dengan rasa terpaksa
c. perintah-Nya karena takut dimarahi
d. perintah dan larangan-Nya dengan ikhlas
Kunci: A
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar