Judul : “TAIKO”
Pengarang : Eiji Yoshikawa
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2019
Alih Bahasa : Hendarto Setiadi
Cover
Novel setebal 1142 halaman ini mengisahkan banyak hal tentang negeri Jepang dengan ragam budaya dan keunikan kisah para kesatria yang berjasa dalam membangun Jepang menjadi sebuah kerajaan besar dan tersohor di seantero negeri. Penulis memulai tulisannya dengan mengisahkan kehidupan sosok bocah bernama Hiyoshi yang memiliki raut wajah seperti monyet, kehidupan Hiyoshi dan keluarganya sangat memperihatinkan, ayahnya Yaemon hanyalah seorang mantan samurai cacat yang tidak bisa berbuat banyak mencarikan nafkah keluarganya. Sejak ayahnya meninggal dan ibunya menikah lagi dengan lelaki lain, kerap kali Hiyoshi dibentak, dihardik dan diusir ayah tirinya. Keadaan ini membuat Hiyoshi mengambil pilihan untuk berkelana ke seluruh penjuru negeri, melihat, mendengar, belajar dan bersosialisasi dengan banyak orang.
Dibalik
kesulitan dan kesengsaraan hidup itulah Hiyoshi diajarkan oleh alam dan naluri
kemanusiaannya tentang kedisiplinan, kecerdasan, keberanian, tanggung jawab,
loyalitas dan kehormatan. Dalam pengembaraannya hingga usia 16 tahun, ia banyak
bertemu dengan pembesar-pembesar kerajaaan, para ahli ilmu pengetahuan, ahli
sastra, ahli strategi perang dan ahli senjata dan lain sebagainya. Pertemuannya
dengan orang yang berpengaruh tersebut bukan dalam rangka sebagai mitra atau
sebagai sosok yang patut diperhitungkan, namun Hiyoshi hanya sekadar menjadi
pembantu, penjaga kandang, bahkan pembawa sandal majikannya. Hiyoshi sangat
pandai menempatkan diri, dia memahami sedang berada dimana, hampir dia
menguasai adat istiadat, pola pikir, dan budaya masyarakat yang pernah
dikunjunginya.
Hal
ini membuatnya terlahir sebagai Teno (penguasa tertinggi Jepang), sosok yang
cerdas, yang mampu menyatukan Jepang dalam suasana kebersamaan dan
prinsip-prinsip hidup berdasarkan realitas social budaya masyarakat, hingga
Jepang mencapai kejayaan dibawah kekuasaan sang Teno.
Penulis
menceritakan sejarah Jepang dengan bahasa yang sangat lugas dan sederhana, ia
mampu menghadirkan karakter utuh seorang Teno yang membawa Jepang kepada
masa-masa emas. Novel ini sangat bagus dibaca oleh semua kalangan, karena di
dalamnya banyak nilai-nilai budaya ketimuran yang harus ditegakkan jika kita
ingin membangun sebuah Negara/kerajaan yang berperadaban, berdaulat dan
dihormati Negara lain. Beberapa pesan moral yang dihadirkan oleh penulis.
1) Politik
Untuk menjadi penguasa,
orang harus belajar tentang loyalitas, strategi yang menguntungkan bagi semua
pihak termasuk lawan, belajar menjadi diplomat yang ulung, memahami
medan/wilayah dengan baik lengkap dengan tradisi dan budayanya.
2)
Pendidikan
Pendidikan akan menunjukkan hasil yang gemilang,
manakala ia dihadirkan berdasarkan keinginan, minat, bakat dan rasa ingin tahu
seseorang dan yang paling utama adalah berdasarkan kebutuhan masyarakat dalam
kurun waktu tertentu (5 tahun misalnya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar