Sobat forum kali ini saya akan membagikan beberapa tips dan cara mudah dalam mereview artikel ilmiah pada jurnal nasional maupun internasional. Postingan semacam ini, tentunya udah banyak diposting di banyak situs. Tapi jangan khawatir, apa yang saya posting bukanlah sulap bukan sihir apalagi plagiat alias duplikasi dari milik orang lo yaaa...
Tahapan review artikel kita bagi menjadi 3 (tiga) saja biar lebih gampang ngingetnya, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi/pelaporan.
#1 Tahap perencanaan
Pada tahapan ini, sobat harus menyiapkan artikel ilmiah yang akan direview, dengan catatan harus sesuai dengan tema/topik penelitian atau minat dan tujuan sobat melakukan review. Misalkan sobat akan melakukan penelitian dengan judul "Pengembangan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini dengan Menggunakan Media Pembelajaran Flash Media di PAUD "Kasih Bunda". Sebagai seorang peneliti kita tentunya dah paham mana yang dimaksud dengan variabel penelitian, pada judul ini, variabel penelitiannya adalah 1) kemampuan kognitif anak usia dini dan 2) Media Pembelajaran Flash Media.
Kalau sudah jelas tema/topik dan variabel penelitiannya, tinggal sobat cari dah di google atau situs yang biasa tempat sobat mencari/mendownload artikel-artikel ilmiah. Agar tidak terjadi duplikasi/plagiasi dalam penelitian, maka sebaiknya jumlah artikel yang berkaitan dengan kedua variabel tersebut minimal 5 artikel internasional (masing-masing variabel) dan 10 artikel nasional. Tapi mengenai jumlah tergantung dari kebijakan kampus masing-masing, siapa tahu kampusnya sobat mensyaratkan 15 artikel internasional dan 25 artikel nasional untuk masing-masing variabel. hehehe just kidding. Syarat tambahannya maksimal artikel ilmiah tersebut berusia 5 tahun, whay? karena perkembangan ilmu pengetahuan melalui penelitian begitu cepat berubah dan berlalu (difalsifikasi) oleh penelitian berikutnya.
#2 Tahap Pelaksanaan
Membuat review artikel sebenarnya kalau menurut saya sih sama saja dengan menceritakan kembali apa isi tulisan sesuai dengan bahasa kita sendiri seraya memberikan penilaian objektif berdasarkan hasil membaca dan pengalaman yang kita miliki. Langkah-langkah yang dilakukan pada tahapan ini adalah:
a) Baca dengan cermat dan teliti
b) Buat Ringkasan
c) Analisa artikel dengan melakukan konten analisis, analisis perbandingan (dengan artikel sejenis), atau metode analisa lainnya yang sobat kuasai.
d). Berikan penilaian sobat berdasarkan hasil analisa (tuangkan dalam simpulan) dan berikan kritik terhadap artikel termasuk kelebihan dan kelemahannya.
#3 Tahap Pelaporan
Buat laporan (hasil review) yang memuat unsur : Judul Artikel, Penulis, tahun terbit, penerbit. Ringkasan Artikel, Analisa isi artikel, dan simpulan.
Contoh:
Judul :
Pengantar Kepada Penggunaan Teori Respon
Butir Multidimensi untuk Menilai Struktur Faktor Laten.
Judul Asli : An Introduction to Using
Multidimensional Item Response Theory to Assess Latent Factor Structures
Penulis :
Philip Osteen
Jurnal :
Journal
of the Society for Social Work and Research. 2010, 1, 66-82
Kode : JMIRT01-OK
Ringkasan
Penelitian ini
dilatarbelakangi oleh kurangnya minat peneliti pada bidang sosial untuk
menerapkan/menggunakan alat analisis IRT, hal ini terlihat dari banyaknya
artikel penelitian yang menggunakan IRT sebagai alat analisis, kurang dari 5%
penelitian yang menggunakan IRT. Dengan mengutip (Unick & Stone, 2010)
penulis mengungkapkan bahwa hal ini dikarenakan konsep kunci IRT tidak terlalu
familiar dikalangan para peneliti sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah
memberikan gambaran atau pengantar pada penggunaan teori respon butir
multidimensi (MIRT) untuk menilai struktur faktor laten, dan membandingkan
teknik statistiknya dengan CFA dalam mengembangkan alat ukur untuk menilai
motivasi mahasiswa yang tergabung dalam kelompok praktek kerja sosial (semacam
KKN_pen).
Metode pengambilan
sampel yang digunakan adalah metode terdekat/mudah dengan jumlah sampel
sebanyak 528 responden yang diambil dari 11 mahasiswa yang mengikuti program
kerja sosial yang telah diakreditasi oleh Dewan Kerja Sosial Pendidikan (CSWE).
Peserta yang terdaftar selama dua periode perekrutan terpisah. Putaran pertama
perekrutan menghasilkan sampel nonrandom diambil sebanyak 268 siswa dari
sembilan lembaga akademis. Putaran kedua perekrutan menghasilkan sampel
nonrandom sebanyak 260 siswa yang diambil dari delapan lembaga. Enam lembaga
berpartisipasi di kedua putaran pengumpulan data, tiga lembaga berpartisipasi pada
hanya putaran pertama pengumpulan data, dan dua lembaga berpartisipasi pada
hanya putaran kedua pengumpulan data. Tingkat respon terhadap penelitian tidak
dikalkulasi karena tidak ada cara untuk menentukan jumlah keseluruhan mahasiswa
yang menerima informasi tentang penelitian atau memiliki akses survey online.
21 kasus (4.1%) telah dihapus karena ketiadaan/missing data. Akhirnya
menghasilkan jumlah sampel sebanyak 506 mahasiswa. Prosedur pengumpulan datanya
melalui dua cara yaitu: 1) melalui email dan jaringan survey online yang
dikirim kepada mahasiswa yang beru mendaftar pada program ini, 2) melalui
pengumuman dengan jalan memasang link survey online pada website ospek.
Analisis data
penelitian ini menggunakan program SPSS (untuk mengukur reliabilitas
konsistensi internal), Acer Conquest (menilai reliabilitas butir, Estimasi
tingkat kemampuan laten dan tingkat kesukaran butir dengan model satu parameter
logistik).
Hasil Penelitian:
Analisis Faktor dengan CFA lebih informatif pada level subskala, sebaliknya
analisis dengan MIRT lebih informatif pada level butir. CFA informatif dalam
menjelaskan komposisi subskala dan mampu menilai hubungan antar faktor.
Sebaliknya juga, meskipun MIRT mampu memberikan model struktur faktor,
pendekatan ini tidak bisa digunakan untuk mengestimasi hubungan antar faktor.
Kelebihan
:
Memberikan pemahaman
awal bagi pembaca mengenai konsep CFA dan MIRT serta perbedaannya.
Keterbatasan
:
Dalam ilmu pengukuran: penelitian ini tidak menghasilkan sesuatu yang baru (novelty) karena konsep Analisis Faktor (CFA maupun EFA) dan MIRT sudah lama dikaji oleh para pakar pengukuran, tetapi berdasarkan masalah diungkap pada latar belakang, dimana tidak lebih dari 5% praktisi ilmu sosial menggunakan IRT dalam penelitiannya karena ketidakfamiliaran konsep kunci IRT, mungkin ini adalah sesuatu yang baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar