Setelah kematian bapaknya, Sularso selalu mengurung diri di kamar, dia lebih banyak merenung dan menjadi pendiam, ia juga jarang masuk kuliah, pintu kamar kosnya selalu tertutup rapat. Dia sekarang lebih memilih untuk tinggal di rumahnya di Pekalongan. Di sebuah desa dimana ia telah dibesarkan oleh seorang ayah yang begitu menyanyanginya.
Di rumah sederhana itu dia menghabiskan waktunya seorang diri, merenung dan mengenang almarhum bapaknya. Tak pelik, banyak anggapan yang beredar mengenai perubahan perilaku Sularso, terutama di kalangan teman-teman kampusnya. Ada yang beranggapan Sularso telah gila, ada juga yang tidak habis pikir kenapa Sularso yang dikenal begitu cerdas bisa berubah seketika menjadi orang aneh, dan ada juga temannya yang berpikir, alangkah teganya penguasa negeri ini membiarkan seoarang anak veteran perang terlantar begitu saja, seakan jasa dan pengorbanan yang diberikan untuk negeri ini tidak ada artinya sedikitpun. Anggapan yang terakhir ini, lebih banyak terlontar dari mahasiswa yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan (aktifis).
Sularso bukanlah pribadi yang cengeng, dia juga bukan tipe lelaki yang suka mengemis untuk diperhatikan atau dikasihani seperti yang dibayangkan oleh sebagian orang, ia lebih banyak mengurung diri di kamar, karena merasa bersalah atas kematian bapaknya, ia merasa tindakannya keterlaluan dan tidak bisa dimaafkan, sehingga bapaknya harus mati di tengah kesunyian di antara gundukan tanah pemakaman, ia menyesal telah berlaku kasar. Penyesalan dan rasa bersalah terus menghantuinya seperti bayang-bayang yang selalu setia menemani.
Sampai pada suatu hari, penyesalannya terus merasuki dan menggerogoti alam sadarnya, menggiringnya memasuki lorong-lorong sempit dan gelap, di mana tidak ada sesiapapun, semuanya hampa, sunyi dan sepi. Lamat-lamat ia merasakan ada sesuatu yang bergerak perlahan di sekujur tubuhnya, mulai dari ujung kaki merambat sampai ke ubun-ubun, ia merasakan ada sesuatu yang keluar meninggalkan dirinya.
Sularso memandangi tubuh kurus tanpa baju yang sedang duduk termenung di pojok kamar, ia merabanya, menatapnya dengan penuh haru, tubuh kurus dan pucat pasi itu tidak asing baginya.
“Inikah tubuh ringkih yang selama ini selalu bersamaku?”
Tanya Sularso sambil mengangkat wajah sosok yang sedang tertunduk lesu.
“Bagaimana mungkin aku selalu bersamamu sementara kau begitu lemah tak berdaya?”
Lanjut Sularso meremas lengan dan bahu tubuh kerempeng di depannya.
“Aku adalah kau, dan kau adalah aku Larso, tataplah aku dengan jelas”
Tiba-tiba sosok yang ada di depan Sularso mulai bersuara dengan tatapan yang begitu sendu.
“Tidak… aku tidak punya tubuh yang lemah seperti kau”
“Lalu… menurutmu aku ini siapa?”
“Kau adalah pecundang yang tidak tahu diri”
“Lihatlah dirimu, apakah kau lebih baik dariku?”
“Aku bukan kau, aku tidak pernah menyesali apapun yang terjadi, aku tidak pernah takut menghadapi apapun, sementara kau… kau hanya bisa diam membisu, bersembunyi dari kenyataan, kau begitu payah”
“Siapa kau?”
“Siapa aku…? Aku adalah Sularso, anak dari Suroso, veteran perang jaman Belanda dan Jepang, aku adalah mahasiswa yang memiliki idealisme, rela berkorban demi kebenaran, akulah kesatria yang akan menuntun rakyat negeri ini menuju kebahagiaan dan kemerdekaan sejati”
“Ha…ha… tanpa aku, kau tidak bisa berbuat apa-apa Larso, kau lebih payah dari aku, kau terlalu berambisi, kepalamu dipenuhi dengan hayalan-hayalan semu, akulah yang nyata sementara kau tidak”
“Salah.. kau salah besar… kau begitu hina, kau hanyalah seonggok daging yang ditopang oleh tulang belulang, kau ada karena aku ada bersamamu, sadarlah jalan yang akan kau lalui masih panjang, tidak ada artinya kau sesali, semuanya telah terjadi, biarlah hidup ini mengalir seperti air, peganglah tanganku, pejamkan matamu, akan ku perlihatkan bagaimana kehidupan yang semu dan penuh ketidakadilan ini bersemayam dikepalaku, dengarlah syair ini lalu bukalah matamu perlahan.
“Hai kau…
Apa yang kau cari…
Aku di sini
Tak guna kau sesali
Apa yang telah terjadi
Hidup ini memang berat
Tapi jangan pernah menyerah
Hapuslah air matamu
Sambutlah matahari pagi
Yang kan merubah segala mimpi
Hai kau
Yang diselimuti kabut hitam
Apa yang kau cari
Aku ada disni
Ada dalam ketiadaan
Hidup dalam keabadian
Tiada kepalsuan
Apa Yang Kau cari
Aku ada disini
Mendengar lantunan syair yang silih berganti, mengusik kesadaran Sularso, ia terkejut dan segara membuka matanya, sekelilingnya ia pandangi dengan seksama, ia tidak percaya, ia ada di mana, dipandanginya seluruh ruangan, semuanya putih bagai hamparan salju, dia merasa saat ini ada di sebuah rumah sakit. Dia melihat banyak orang lalu lalang, ada yang terbaring lemas sedang diinfus, ada yang duduk di atas kursi roda dengan wajah yang lesu, dan ada yang sibuk menukar resep dokter.
Tidak lama kemudian, ia melihat mobil sedan parkir tepat didepannya, nampaknya ada seorang perempuan setengah baya terbaring lemas di sofa belakang. Dengan penuh perhatian dan gerakan yang cekatan, para perawat lari berhamburan memberikan pertolongan bagi perempuan yang ditangannya melingkar serentetan gelang emas berkilauan. Dari penampilannya bisa ditebak bahwa perempuan itu adalah orang kaya yang disegani, tanpa banyak tanya perawat-perawat itu segera melakukan pemeriksaan lalu menyiapkan ruangan yang lengkap dan mewah seperti di hotel-hotel atau penginapan berkelas dengan pelayanan terjamin.
”Bagaimana bahagianya perempuan ini mendapatkan pelayanan yang demikian bagus” gumam Sularso membatin. Baru saja ia beranjak dari ruang VIP tersebut, tiba-tiba muncul lelaki tua mimisan dengan pakaian seadanya, baju yang dikenakannya begitu kotor berlumuran darah yang menetes dari hidungnya. Tukang becak yang mengantarnya berusaha sendirian memapah pria tersebut menuju ruang ICU, sementara para perawat yang tadi melayani perempuan setengah baya itu acuh tak acuh, seakan tidak perduli, bahwa pria itu juga butuh pertolongan secepatnya.
“Mbak… ruangan kosong masih ada nggak buat bapak ini?” tanya si tukang becak.
“Sabar, kan belum diperiksa” jawab si perawat dengan cemberut
”Mbak...”
”Saudara siapa? Perawat tidak memberi kesempatan tukang becak berbicara terlalu banyak
”Saya ini tukang becak, tetangga bapak yang sakit ini, keluarganya tidak sedang dirumah, saya melihatnya keluar sempoyongan dengan hidung berlumuran darah lalu terjatuh” tandas tukang becak dengan penuh harap agar si perawat segera melakukan tindakan.
”O.. ya bapak tunggu saja sebentar” timpal si perawat sambil berlalu dari hadapan si tukang becak.
”Mmbak...”
”Apa lagi...”
”Kapan dia diperiksa?” tanya tukang becak panik
”Sampaian sabar aja, masih banyak pasien yang juga butuh pertolongan secepatnya” jawab si perawat sambil lalu dengan muka yang sinis, tidak ada senyum sedikitpun dibibirnya.
”Tapi mbak...mbak...” panggil tukang becak semakin panik melihat perawat itu pergi ke ruang sebelahnya, sedangkan orang tua yang diantarnya semakin berlumur darah, ia berusaha mengusap darah yang menetes dari hidung orang tua itu dengan handuk kecil yang melingkar dilehernya.
Melihat kejadian itu, Sularso merasa gerah dan tidak bisa mengendalikan emosinya.
”Kejam...sungguh kejam, ini tidak adil, ini tidak manusiawi, kalian tidak pernah berpikir bagaimana seandinya lelaki tua itu adalah orang tua, saudara atau sanak famili kalian, keterlaluan...” Sularso membatin.
Segala rasa berkecamuk dalam pikirannya, ia tidak tahan lagi melihat begitu banyaknya pasien terlantar diemperan rumah sakit dengan pelayanan seadanya. Sementara yang lainnya diperlakukan dengan begitu istimewa. Wajahnya memerah, tubuhnya gemetaran menahan amarah yang amat sangat. Lalu...
”Hentikan.... ini tidak adil...” Teriak Sularso.
”Dengar Larso, tidak ada artinya kau berteriak karena kau masih bersamaku, lihatlah disamping rumah sakit ini, di sana ada sekolah, dari sana kau baru tahu kenapa kebanyakan diantara mereka berbuat seperti itu” Suara itu terdengar samar-samar seperti sedang berbisik kepadanya.
Dalam sekedipan mata Sularso telah berada di sekolah yang ditunjukkan oleh suara itu, di sana dia melihat anak-anak tidak ceria lagi, padatnya kurikulum telah mendominasi perkembangan mereka, hampir tidak ada waktu bermain. Di dalam kelas yang kaku dan terlalu banyak aturan itu dia melihat anak-anak seperti robot mainan yang sedang dicarger baterainya. Disitulah guru bertindak sebagai dewa penentu masa depan. Sekolah kemudian tidak lebih dari penjara yang menyiksa anak-anak dengan begitu banyak hafalan lalu diadili dengan selembar kertas.
Hari berganti hari, pakaian sekolah juga berganti setiap hari, guru yang dulunya umar Bakri seperti lagunya Iwan Fals sekarang berubah menjadi Rizal Bakry sang pengusaha besar. Sekolah menjadi lahan bisnis yang sangat menjanjikan. Banyak guru berteriak menuntut kenaikan gaji demi kesejahteraan, namun tidak pernah terdengar satupun guru berteriak ketika begitu banyak siswa yang tidak lulus atau menjadi pengangguran. Kerelaan telah diganti dengan uang, ’tanpa tanda jasa’ telah diganti dengan sertifikat dan uang, semuanya berdasarkan berapa banyak uang yang ada dikantong calon peserta didik atau berapa banyak gaji yang akan diperoleh, bukannya berapa banyak pengetahuan yang dimiliki oleh anak-anak yang akan meniti masa depannya. Maka jangan berharap bisa masuk kelas unggulan kalau modalnya pas-pasan, masuk sekolah pun tidak ada jaminan, akhirnya banyak anak-anak gelandangan usia sekolah berkeliaran di pinggir-pinggir jalan.
”Sungguh memalukan, wajar saja banyak perawat, dokter atau pegawai dan pejabat berkelakukan tidak manusiawi, karena semuanya diukur dengan uang, mereka sekolahnya mahal, hitung-hitung ngembalikan modal, yah.. aku baru paham sekarang, kenapa orang miskin tidak boleh sakit dan di larang sekolah” gumam Sularso sambil mengangguk-anggukkan kepala.
”Larso... apa kau paham sekarang, kenapa aku mengajakmu untuk melihat semua ini?” tiba-tiba suara itu datang kembali.
”Ya... aku sadar... aku paham akan semua yang terjadi” jawab Larso sambil menganggukkan kepala berusaha meyakinkan dirinya.
”Kalau begitu bagunlah...hentikan kelesuan ini, tidak ada artinya kau duduk termenung dan menyesali diri, lakukanlah sesuatu untuk merubah wajah negeri ini menjadi lebih baik...” sentak suara itu menyadarkan Sularso dari lamunannya.
Sehari setelah kejadian itu, Sularso lantas bergegas ke Semarang untuk melanjutkan kuliahnya, ia tidak pernah berpikir bagaimana biaya kuliah dan biaya hidupnya nanti di sana, yang jelas ia hanya punya satu keyakinan bahwa hidup ini adalah suatu proses yang penuh dengan konsekuensi dan harus dijalani, tiada seorang pun yang tahu apa yang akan terjadi esok harinya.
Jumat, 18 September 2009
Tips Menemukan Masalah Dengan Hasil Spektakuler
Bingung mau nulis apa? Nyari masalah sulit? Tips berikut bias membantu anda:
Perbanyaklah membaca: membaca adalah kunci dari segala ilmu, semakin banyak anda membaca maka semakin banyak wawasan yang anda miliki begitu juga sebaliknya. Dengan membaca dapat melatih kepekaan anda dalam melihat dan memahami masalah-masalah atau persoalan-persoalan.Bahan bacaan bebas, anda bisa membaca koran, majalah, buku, jurnal, dan lain sebagainya.
Pelihara dan perbanyak pergaulan: ada pepatah mengatakan, “semakin banyak kawan semakin banyak rezeki”, untuk itu, bergaullah dengan semua orang dan jangan ‘tebang pilih’ siapa yang hendak didekati. Dengan memelihara dan memperbanyak pergaulan, akan melatih anda secara nyata untuk mengetahui masalah-masalah apa yang dihadapi oleh masyarakat, dan itu juga akan membantu anda menjadi lebih peka terhadap masalah.
Mulai sekarang belajarlah mengutarakan isi kepala anda lewat tulisan!: apa yang anda tulis? bagaimana memulainya? Pertanyaan ini adalah yang paling banyak diajukan oleh kawan-kawan. Menulis memang bukanlah pekerjaan yang gampang, tetapi yakinlah mengikuti tips yang diutarakan pada point satu dan dua dapat membantu anda untuk lebih mudah menjadi penulis. Berapa lama? Itu tergantung dari ketekunan anda. Yang penting, tulislah apa saja yang anda di benak anda saat ini, aturan penulisan dan ejaan bisa anda abaikan dulu.
Lakukan langkah pertama sampai ketiga dengan teratur dan bersamaan. Apabila ada sesuatu yang mengganjal dipikiran anda dan anda yakin itu adalah sebuah masalah yang perlu anda carikan solusinya. Tulis dan simpan dalam catatan kecil.
Buatlah tulisan dengan tema yang ada dalam catatan masalah yang anda peroleh. Ingat, anda harus dapat melihat dengan jeli bahwa apa yang terlihat dalam kehidupan masyarakat memiliki jurang pemisah (perbedaan) dengan apa yang anda baca selama ini melalui buku, majalah, koran dan lain sebagainya. Caranya? Tulis dulu berbagai macam kejadian yang anda lihat di tengah kehidupan masyarakat. Misalnya, karena anda adalah seorang guru, tentu pergaulan anda lebih cenderung dengan sekolah dan isinya (guru, kepala sekolah, tata usaha, siswa, buku, dan lain sebaginya). Hal ini menuntun anda untuk mengumpulkan berbagai persoalan yang terjadi dilingkungan sekolah anda. Bandingkan kondisi tersebut dengan apa yang telah anda baca, lalu masukkan secara bergantian (kenyataan >< bacaan kenyataan >< bacaan atau sebaliknya dan seterusnya).
Repleksikan tulisan anda: dalam tahapan ini, anda boleh melakukan editing terhadap kalimat atau kata-kata yang menurut anda kurang pas.
Lakukan penilaian: setelah anda menyelesaikan tulisan anda, lakukanlah penilaian terhadap tulisan anda sendiri (self assessment). Anda bisa membandingkan karya anda dengan karya penulis-penulis terkenal (hal ini bisa memacu anda untuk lebih giat lagi), mintalah orang lain untuk membaca apa yang anda tulis (jangan malu-malu) kalau pun tulisan anda ditertawai, tidak masalah karena yang tertawa itu juga belum tentu bisa seperti anda.
Selamat mencoba dan bergabung bersama kami di forum ini. Jangan lewatkan keinginan anda untuk segara menjadi yang terbaik, jika anda masih memiliki pertanyaan, segera ajukan kepada kami, dan anda akan menerima jawaban yang tidak ada duanya. Atau jika anda memiliki saran dan kritik, sampaikan saja, anda boleh menertawai kami, anda bebas melakukan apa saja setelah bergabung bersama kami disini.
Salam Demnas...!
Ciri-Ciri Masalah Yang Baik
Apakah sekarang anda mengerti apa yang sebenarnya dinamakan masalah? Jika anda membaca dengan baik tips menemukan masalah pada tulisan sebelumnya. Maka anda akan segera menjawab bahwa : masalah adalah kesenjangan (gap) antara harapan (dass solen) dan kenyataan (dass sein). Setiap hari, setiap jam bahkan setiap menit Begitu banyak masalah yang terjadi di sekitar kita dan terkadang tanpa kita sadari itu semua terjadi pada kita sendiri. Dari sekian banyak masalah tersebut, tidak semua masalah bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Hal ini terkait dengan waktu, biaya, kemampuan yang kita miliki, kebutuhan masyarakat, dan lain sebagainya. Untuk itu, kita harus mengetahui ciri-ciri masalah yang baik itu seperti apa? Tulisan di bawah ini mungkin dapat membantu anda:
Masalah haruslah original (asli)
Sekali lagi saya bertanya, sudahkah anda membaca tips menemukan masalah pada tulisan sebelumnya? Jika jawaban anda iya, maka saya yakin anda bisa memilah mana masalah yang up to date dan mana yang sudah usang, anda juga mengetahui bahwa masalah itu sudah banyak dirumuskan ataukah memang belum ada yang merumuskan masalah tersebut. Kalau memang belum ada yang merumuskan masalah seperti itu, sekarang cermatilah, apakah masalah itu memiliki nilai ilmiah ataukah tidak, usahakan jangan memilih masalah-masalah yang sepele. Seperti : ”apa warna celana dalam pak Gunawan?”
Menyatakan suatu hubungan
Setiap masalah pati memiliki hubungan kausalitas (sebab akibat), karena pola hidup manusia juga tidak bisa berdiri sendiri tanpa kehadiran orang lain. Tentunya masalah juga demikian haruslah memiliki hubungan antara satu atau lebih variabel. Sudah pasti, pertanyaan yang akan muncul dari pola yang demikian itu adalah: Apakah A mempunyai hubungan dengan B? Bagaimana A dan B berhubungan dengan C, dan lain sebagainya.
Merupakan hal yang penting
Seberapa penting masalah yang anda pilih itu untuk diteliti? Apakah masalah yang anda pilih itu mempunyai arti dan nilai, baik dalam bidang keilmuan anda maupun dalam penerapannya? Nah.. pertanyaan ini cukup jelas untuk memberikan gambaran tentang masalah yang penting dan tidak, dan ini akan sangat menentukan kualitas penelitian anda.
Masalah harus dapat diuji/diteliti.
Suatu pekerjaan yang sia-sia jika anda memilih masalah yang tidak dapat diuji atau diteliti, dalam artian bahwa masalah yang anda pilih sebenarnya sudah memiliki jawaban-jawaban sementara atau anda sendiri memiliki gambaran bagaimana masalah itu akan dipecakan dengan penelitian yang akan anda lakukan. Ingat.. bahwa penelitian adalah kegiatan yang terencana, sistematis dan ilmiah.
Masalah harus dapat dinyatakan dalam bentuk pertanyaan
Contoh: ”Apakah metode A berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran X?” ”Apakah kesejahteraan dalam bentuk kenaikan gaji dapat meningkatkan kinerja guru?” dan sebagainya.
Data serta metode untuk memecahkan masalah harus tersedia.
Masalah yang baik adalah masalah yang sudah tersedia/terencana sejak awal bagaimana masalah itu dapat dipecahkan dengan metode dan data-data yang akurat. Data adalah inti dari karya ilmiah, tanpa data anda tidak dapat berbuat apa-apa, data yang tersedia tanpa metode yang jelas dalam memecahkan masalah juga dapat menjadi kendala gagalnya penelitian yang akan dilakukan. Artinya metode dan data sama-sama memiliki kedudukan yang sangat penting dalam penelitian.
Biaya harus tersedia dalam batas-batas relatif yang dibutuhkan.
Kegiatan apapun yang kita lakukan, tentunya tidak bisa terlepas dari masalah pembiayaan, oleh karena itu dalam melakukan sebuah penelitian harus jelas berapa dana yang dibutuhkan dan sumber-sumber pendanaannya dari mana. Dalam hal ini, keberadaan sponsor sangat dibutuhkan.
Tidak bertentangan dengan hukum atau adat.
Dalam memilih masalah anda tentunya, peka dan jeli dalam melihat kondisi masyarakat, baik dari segi budaya maupun hukum yang ada di tempat tersebut, maka janganlah memilih masalah yang kira-kira mendatangkan konflik secara hukum dan adat.
Masalah harus menarik bagi peneliti
Kenapa masalah itu harus menarik bagi peneliti? So.. pasti, jawabannya bagaimana mungkin anda melakukan sesuatu pekerjaan yang tidak anda minati dan tidak ada ketertarikan sedikitpun tentangnya.
Masalah yang akan diteliti haruslah sesuai dengan kualifikasi (bidang keilmuan) peneliti sendiri.
Dalam memilih masalah, tidak hanya diharuskan mengenai ketertarikan anda terhadap suatu masalah, tetapi apakah bidang keilmuan yang anda miliki sekarang ini relevan dengan masalah yang akan anda carikan jawabnya. Misal: bidang keilmuan anda adalah pendidikan matematika, tentunya masalah-masalah yang akan anda coba jarikan jawabnya melalui penelitian adalah masalah-masalah bagaimana proses pembelajaran matematika di kelas, metode pembelajaran, sistem evaluasi dan sebagainya. Tidak menutup kemungkinan anda juga tertarik terhadap masalah: faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan di sebuah rumah sakit.
Perbanyaklah membaca: membaca adalah kunci dari segala ilmu, semakin banyak anda membaca maka semakin banyak wawasan yang anda miliki begitu juga sebaliknya. Dengan membaca dapat melatih kepekaan anda dalam melihat dan memahami masalah-masalah atau persoalan-persoalan.Bahan bacaan bebas, anda bisa membaca koran, majalah, buku, jurnal, dan lain sebagainya.
Pelihara dan perbanyak pergaulan: ada pepatah mengatakan, “semakin banyak kawan semakin banyak rezeki”, untuk itu, bergaullah dengan semua orang dan jangan ‘tebang pilih’ siapa yang hendak didekati. Dengan memelihara dan memperbanyak pergaulan, akan melatih anda secara nyata untuk mengetahui masalah-masalah apa yang dihadapi oleh masyarakat, dan itu juga akan membantu anda menjadi lebih peka terhadap masalah.
Mulai sekarang belajarlah mengutarakan isi kepala anda lewat tulisan!: apa yang anda tulis? bagaimana memulainya? Pertanyaan ini adalah yang paling banyak diajukan oleh kawan-kawan. Menulis memang bukanlah pekerjaan yang gampang, tetapi yakinlah mengikuti tips yang diutarakan pada point satu dan dua dapat membantu anda untuk lebih mudah menjadi penulis. Berapa lama? Itu tergantung dari ketekunan anda. Yang penting, tulislah apa saja yang anda di benak anda saat ini, aturan penulisan dan ejaan bisa anda abaikan dulu.
Lakukan langkah pertama sampai ketiga dengan teratur dan bersamaan. Apabila ada sesuatu yang mengganjal dipikiran anda dan anda yakin itu adalah sebuah masalah yang perlu anda carikan solusinya. Tulis dan simpan dalam catatan kecil.
Buatlah tulisan dengan tema yang ada dalam catatan masalah yang anda peroleh. Ingat, anda harus dapat melihat dengan jeli bahwa apa yang terlihat dalam kehidupan masyarakat memiliki jurang pemisah (perbedaan) dengan apa yang anda baca selama ini melalui buku, majalah, koran dan lain sebagainya. Caranya? Tulis dulu berbagai macam kejadian yang anda lihat di tengah kehidupan masyarakat. Misalnya, karena anda adalah seorang guru, tentu pergaulan anda lebih cenderung dengan sekolah dan isinya (guru, kepala sekolah, tata usaha, siswa, buku, dan lain sebaginya). Hal ini menuntun anda untuk mengumpulkan berbagai persoalan yang terjadi dilingkungan sekolah anda. Bandingkan kondisi tersebut dengan apa yang telah anda baca, lalu masukkan secara bergantian (kenyataan >< bacaan kenyataan >< bacaan atau sebaliknya dan seterusnya).
Repleksikan tulisan anda: dalam tahapan ini, anda boleh melakukan editing terhadap kalimat atau kata-kata yang menurut anda kurang pas.
Lakukan penilaian: setelah anda menyelesaikan tulisan anda, lakukanlah penilaian terhadap tulisan anda sendiri (self assessment). Anda bisa membandingkan karya anda dengan karya penulis-penulis terkenal (hal ini bisa memacu anda untuk lebih giat lagi), mintalah orang lain untuk membaca apa yang anda tulis (jangan malu-malu) kalau pun tulisan anda ditertawai, tidak masalah karena yang tertawa itu juga belum tentu bisa seperti anda.
Selamat mencoba dan bergabung bersama kami di forum ini. Jangan lewatkan keinginan anda untuk segara menjadi yang terbaik, jika anda masih memiliki pertanyaan, segera ajukan kepada kami, dan anda akan menerima jawaban yang tidak ada duanya. Atau jika anda memiliki saran dan kritik, sampaikan saja, anda boleh menertawai kami, anda bebas melakukan apa saja setelah bergabung bersama kami disini.
Salam Demnas...!
Ciri-Ciri Masalah Yang Baik
Apakah sekarang anda mengerti apa yang sebenarnya dinamakan masalah? Jika anda membaca dengan baik tips menemukan masalah pada tulisan sebelumnya. Maka anda akan segera menjawab bahwa : masalah adalah kesenjangan (gap) antara harapan (dass solen) dan kenyataan (dass sein). Setiap hari, setiap jam bahkan setiap menit Begitu banyak masalah yang terjadi di sekitar kita dan terkadang tanpa kita sadari itu semua terjadi pada kita sendiri. Dari sekian banyak masalah tersebut, tidak semua masalah bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Hal ini terkait dengan waktu, biaya, kemampuan yang kita miliki, kebutuhan masyarakat, dan lain sebagainya. Untuk itu, kita harus mengetahui ciri-ciri masalah yang baik itu seperti apa? Tulisan di bawah ini mungkin dapat membantu anda:
Masalah haruslah original (asli)
Sekali lagi saya bertanya, sudahkah anda membaca tips menemukan masalah pada tulisan sebelumnya? Jika jawaban anda iya, maka saya yakin anda bisa memilah mana masalah yang up to date dan mana yang sudah usang, anda juga mengetahui bahwa masalah itu sudah banyak dirumuskan ataukah memang belum ada yang merumuskan masalah tersebut. Kalau memang belum ada yang merumuskan masalah seperti itu, sekarang cermatilah, apakah masalah itu memiliki nilai ilmiah ataukah tidak, usahakan jangan memilih masalah-masalah yang sepele. Seperti : ”apa warna celana dalam pak Gunawan?”
Menyatakan suatu hubungan
Setiap masalah pati memiliki hubungan kausalitas (sebab akibat), karena pola hidup manusia juga tidak bisa berdiri sendiri tanpa kehadiran orang lain. Tentunya masalah juga demikian haruslah memiliki hubungan antara satu atau lebih variabel. Sudah pasti, pertanyaan yang akan muncul dari pola yang demikian itu adalah: Apakah A mempunyai hubungan dengan B? Bagaimana A dan B berhubungan dengan C, dan lain sebagainya.
Merupakan hal yang penting
Seberapa penting masalah yang anda pilih itu untuk diteliti? Apakah masalah yang anda pilih itu mempunyai arti dan nilai, baik dalam bidang keilmuan anda maupun dalam penerapannya? Nah.. pertanyaan ini cukup jelas untuk memberikan gambaran tentang masalah yang penting dan tidak, dan ini akan sangat menentukan kualitas penelitian anda.
Masalah harus dapat diuji/diteliti.
Suatu pekerjaan yang sia-sia jika anda memilih masalah yang tidak dapat diuji atau diteliti, dalam artian bahwa masalah yang anda pilih sebenarnya sudah memiliki jawaban-jawaban sementara atau anda sendiri memiliki gambaran bagaimana masalah itu akan dipecakan dengan penelitian yang akan anda lakukan. Ingat.. bahwa penelitian adalah kegiatan yang terencana, sistematis dan ilmiah.
Masalah harus dapat dinyatakan dalam bentuk pertanyaan
Contoh: ”Apakah metode A berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran X?” ”Apakah kesejahteraan dalam bentuk kenaikan gaji dapat meningkatkan kinerja guru?” dan sebagainya.
Data serta metode untuk memecahkan masalah harus tersedia.
Masalah yang baik adalah masalah yang sudah tersedia/terencana sejak awal bagaimana masalah itu dapat dipecahkan dengan metode dan data-data yang akurat. Data adalah inti dari karya ilmiah, tanpa data anda tidak dapat berbuat apa-apa, data yang tersedia tanpa metode yang jelas dalam memecahkan masalah juga dapat menjadi kendala gagalnya penelitian yang akan dilakukan. Artinya metode dan data sama-sama memiliki kedudukan yang sangat penting dalam penelitian.
Biaya harus tersedia dalam batas-batas relatif yang dibutuhkan.
Kegiatan apapun yang kita lakukan, tentunya tidak bisa terlepas dari masalah pembiayaan, oleh karena itu dalam melakukan sebuah penelitian harus jelas berapa dana yang dibutuhkan dan sumber-sumber pendanaannya dari mana. Dalam hal ini, keberadaan sponsor sangat dibutuhkan.
Tidak bertentangan dengan hukum atau adat.
Dalam memilih masalah anda tentunya, peka dan jeli dalam melihat kondisi masyarakat, baik dari segi budaya maupun hukum yang ada di tempat tersebut, maka janganlah memilih masalah yang kira-kira mendatangkan konflik secara hukum dan adat.
Masalah harus menarik bagi peneliti
Kenapa masalah itu harus menarik bagi peneliti? So.. pasti, jawabannya bagaimana mungkin anda melakukan sesuatu pekerjaan yang tidak anda minati dan tidak ada ketertarikan sedikitpun tentangnya.
Masalah yang akan diteliti haruslah sesuai dengan kualifikasi (bidang keilmuan) peneliti sendiri.
Dalam memilih masalah, tidak hanya diharuskan mengenai ketertarikan anda terhadap suatu masalah, tetapi apakah bidang keilmuan yang anda miliki sekarang ini relevan dengan masalah yang akan anda carikan jawabnya. Misal: bidang keilmuan anda adalah pendidikan matematika, tentunya masalah-masalah yang akan anda coba jarikan jawabnya melalui penelitian adalah masalah-masalah bagaimana proses pembelajaran matematika di kelas, metode pembelajaran, sistem evaluasi dan sebagainya. Tidak menutup kemungkinan anda juga tertarik terhadap masalah: faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan di sebuah rumah sakit.
Langganan:
Postingan (Atom)