Tampilkan postingan dengan label metode penelitian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label metode penelitian. Tampilkan semua postingan

Senin, 05 Oktober 2009

17 Kesalahan Fatal Mahasiswa Dalam Melakukan Penelitian (Lanjutan)

7. Kesalahan Umum Dalam Penelitian Sejarah
Suatu area penelitian yang dipilih tidak memiliki cukup bukti yang tersedia untuk dilakukannya penelitian atau menguji hipotesis yang cukup.
Menggunakan sumber informasi sekunder yang berlebihan yang seringkali dihadapkan pada peristiwa terbaru.
Mencoba untuk bekerja pada suatu lapangan penelitian dan menggambarkan masalah dengan kurang baik.
Gagal untuk mengevaluasi data historisnya.
Membiarkan bias pribadi mempengaruhi prosedur penelitiannya.
Laporan mahasiswa menceriterakan fakta tetapi tidak manyatukan atau mengintegrasikan fakta ini ke dalam generalisasi yang penuh makna.

8. Kesalahan Umum Penelitian Deskriptif
Mahasiswa tidak merumuskan sasaran hasil/tujuan dengan jelas dan rinci.
Menghubungkan perosedur pengumpulan datanya dalam satu langkah umum dan dengan demikian gagal untuk mendapatkan data kuantitatif khusus untuk masalah ini.
Memilih sampel atas dasar kemudahan/kenyamanan bukannya mencoba untuk memperoleh suatu sampel acak
Tidak merencanakan analisa setelah data dikumpulkan
Struktur alat pengumpul datanya ( daftar pertanyaan, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan seterusnya) sedemikian sehingga diperoleh hasil yang bias.

9. Kesalahan Umum Dalam Studi Kuesioner
Mahasiswa menggunakan kuesioner dalam bekerja dengan permasalahan yang lebih baik untuk dikaji dengan tekni penelitian yang lain
Memberi perhatian yang sedikit kepada pengembangan kuesioner ini dan gagal untuk melakukan pretest terhadapnya.
Menanyakan banyak pertanyaan, dengan begitu tidak beralasan dengan waktu yang dibutuhkan responden untuk menyelesaikannya.
Mengabaikan rincian format, tatabahasa, pencetakan, dan dengan begitu, jika diamati/diobservasi, memberi kesan pertama yang kurang baik kepada responden
Gagal untuk memeriksa suatu sampel yang bukan responden pada kemungkinan terjadinya bias.

10. Kesalahan Umum Dalam Studi Wawancara
Para mahasiswa tidak merencanakan dengan cukup wawancara yang dilakukan atau mengembangkan suatu pedoman wawancara dengan lebih terperinci.
Tidak melakukan latihan/praktek mewawancarai yang cukup untuk memperoleh ketrampilan diperlukan.
Gagal menetapkan perlindungan terhadap bias pewawancara.
Tidak membuat ketentuan untuk menghitung reliabilitas data wawancaranya.
Menggunakan bahasa yang tidak pahami oleh responden.
Meminta informasi dari responden yang tidak memiliki informasi yang diharapkan

Kesalahan Umum Dalam Studi Observasi
Para mahasiswa tidak melatih kemampuan observasinya dengan baik begitu data yang diperoleh tidak dapat dipercaya.
Menggunakan suatu format pengamatan yang menuntut terlalu banyak hal yang diobservasi.
Gagal untuk mengambil surat pengantar yang cukup mengkanter gangguan yang dihadapi observer atau mengubah situasi yang diamati.
Mencoba untuk mengevaluasi perilaku yang terjadi dengan data yang jarang didapat melalui pengamatan.



Kesalahan Umum Dalam Analisa Isi (content analysis)
Para mahasiswa memilih isi yang tersedia dengan mudah tetapi tidak merepresentasikan suatu sampel yang tidak bias dalam keseluruhan isi yang berhubungan dengan tujuan penelitiannya.
Gagal untuk menentukan reliabilitas dari prosedur content analysis (analisis isi)
Menggunakan penggolongan kategori yang tidak menyeluruh dan spesifik.


13. Kesalahan Umum Dalam Studi Hubungan
Mahasiswa mengasumsikan hasil penelitian causal-comparative atau correlational untuk membuktikan suatu penyebab dan dampak hubungan
Menggunakan sampel dalam penelitian causal-comparative yang berbeda padahal variabel yang bersangkutan memiliki berpedaan yang sangat banyak, hal ini menghasilkan perbandingan kelompok yang dilakukan tidak dapat menghasilkan hasil bisa diinterpretasikan.
Mencoba mengkaji penyebab yang mungkin dalam pola perilaku yang digambarkan yang benar-benar meliputi salah satu dari sub-sub kelompok yang tidak sama. Ini pada umumnya menyebabkan munculnya suatu hasil yang berlawanan dan dikacaukan dengan tidak ada hubungan yang murni.
Mencoba untuk membangun suatu kajian correlational di sekitar data yang tersedia sebagai ganti pengumpulan data yang diperlukan untuk melakukan suatu kajian yang bermanfaat belajar.
Memilih variabel yang telah ditemukan sebelumnya dan tidak produktif untuk dikorelasikan.
Gagal untuk menggunakan teori psikologis dan bidang pendidikan dalam memilih variabel untuk pengkajian penelitian korelasi.
Menggunakan teknik korelasi sederhana dalam studi korelasi parsial atau berbagai korelasi yang diperlukan untuk memperoleh satu gambaran jernih tentang cara variabel beroperasi.
Menerapkan tabel yang memberi arti tingkat koefisien korelasi Pearsonian pada bukan korelasi Pearsonian, yang sering menyebabkan hasil hubungan yang nonsignificant menjadi hubungan signifikan
Menggunakan pendekatan "cara pintas/shot gun" dalam penelitian studi hubungan.
Gagal untuk mengembangkan ukuran ukuran yang memuaskan untuk digunakan dalam studi korelasi tentang pola perilaku atau ketrampilan yang kompleks.

14. Kesalahan Umum Dalam Disain Yang Bersifat Percobaan (Eskperimen)
Mahasiswa membiarkan perbedaan terjadi antara perlakuan yang bersifat percobaan dan kelompok kontrol yang mendorong kearah penemuan yang bias.
Menggunakan terlalu sedikit kasus, yang mengarahkan kepada kesalahan sampling yang begitu besar dan hasil tidak signifikan.
Gagal untuk membagi kelompok yang utama ke dalam sub-sub kelompok dalam situasi dimana analisa sub-sub kelompok menghasilkan pengetahuan yang bermanfaat
Menyesuaian subjeknya dalam kontrol group desain pada variabel yang tidak memiliki hubungan dengan variabel yang dependent.
berusaha menyesuaikan tiga atau empat variabel, yang sebagian besar subjeknya salah dan tidak sesuai
Mencoba untuk menggunakan disain counter-balanced untuk permasalahan di mana masing-masing perlakuan cenderung untuk mengubah tujuan pada perlakuan berikutnya.

15. Kesalahan Umum dalam Penelitian Tindakan
Guru memilih permasalahan sepele untuk diberikan tindakan melalui penelitian tindakan.
Proyek dimulai sebelum para guru yang yang dilibatkan mempunyai pemahaman dan secara khusus menggambarkan permasalahan mereka.
Guru gagal untuk mengkaji dan mengevaluasi sumber sekunder yang penting yang bersangkutan dengan masalah tersebut.
Guru gagal untuk memperoleh bantuan konsultan atau mencari bantuan setelah kekeliruan dalam melakukan proyek penelitian tidak dapat diperbaiki.

16. Kesalahan Umum Dalam Memproses Data
Gagal melakukan kegiatan secara sistematis dalam skoring dan merekam data.
Tidak merekam detil dan variasi dalam prosedur skoring ketika membuat skoring dan kemudian tidak mampu untuk mengingat apa yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah diuraikan dalam disertasinya
Tidak memeriksa kesalahan skoring
Merubah prosedur skoring ketika sedang dalam proses skoring data penelitiannya.

17. Kesalahan Umum Dalam Menyiapkan Laporan
Mahasiswa gagal menyiapkan salinan draft informasi yang meliputi disertasinya disaat ia masih mempunyai memori yang segar.
Meletakkan semua pekerjaannya pada sebuah naskah sampai penelitiannya sudah selesai.
Mengorganisir kajian literaturnya secara kronologis sebagai ganti atau mengatur artikel penelitian ini ke dalam topik terkait.
Perlakukan studi masing-masing merujuk kepada" kajian literatur" dalam slide mekanis, mempersembahkan ruang pada masing-masing spasi yang sama besarnya dengan mengabaikan ketepatan atau arti penting.
Gagal untuk mengintegrasikan penemuan dengan kajian literaturnya.
Menggunakan terlalu banyak kutipan dan memilih kutipan yang tidak penting seperti halnya mahasiswa menggunakan kata-katanya sendiri.
Memberikan suatu uraian yang tidak menggambarkan sampel dan ukuran penelitian yang digunakan
Mendiskusikan penemuan kecil yang dianggap lebih baik di balik meja dan gagal untuk menekankan penemuan penting.

Jika anda tertarik dengan materi ini, silahkan masukkan komentar anda! Sebagai bahan perbaikan bagi kami di lain waktu. Terimakasih

Jumat, 02 Oktober 2009

17 Kesalahan Fatal Mahasiswa dalam Penelitian-nya

Tidak sedikit kawan-kawan yang proposal skripsi atau skripsi-nya ditolak/dicorat-coret oleh dosen pembimbing maupun penguji, namun tidak banyak dari kawan-kawan yang berusaha dengan keras mempertanyakan: apa, kenapa, dan bagaimana draft yang sudah dicetak sekian eksemplar dengan biaya yang begitu banyak di coret dan ditolak begitu saja.
Tidak jarang ada kawan yang frustasi dengan masalah ini, bahkan ada yang sampai mencari zimat keliling kampung, bagaimana caranya agar dosen bisa kasihan dan memberi pengertian, lalu dengan mantra-mantra itu dia berharap lulus dengan nilai ‘kasihan’. Kalau pun jurus perdukunan ini tidak mempan, sebagian diantara mahasiswa itu mencari jalan pintas alias jalan tikus yaitu dengan jalan mencari pasar-pasar yang memperjualbelikan skripsi baik secara langsung (face to face) ataupun lewat jasa internet. Mereka tidak berpikir berapa banyak uang yang harus dikeluarkan untuk itu, yang pusing tujug keliling pastilah para orang tua mereka (biaya skripsi belum ditambah biaya-biaya fiktif).
Saya berharap hal ini tidak terjadi pada Anda atau pada orang-orang yang mengunjungi blog ini. Saya yakin bahwa tindakan-tindakan semacam itu terkadang membantu mempercepat penyelesaian studi, tetapi itu tidak selalu benar.
Sekarang tenangkan diri Anda sejenak, hilangkan semua pikiran-pikiran buruk Anda terhadap hasil kerja Anda selama ini, yakinkanlah diri Anda bahwa Anda mampu melakukan yang terbaik, dengan penuh kejujuran, dan tanggung jawab keilmuan yang Anda miliki. Katakan pada semua orang bahwa Anda bisa melakukannya. Hilangkan semua kata-kata minder dalam diri Anda, Biarkan saja orang menertawai karya Anda, yang jelas, mereka tidak memahami apa yang mereka tertawai…!
Saya yakin Anda pernah membaca Artikel saya tentang tips menemukan masalah dengan hasil yang spektakuler. Ini akan membantu kita dari awal, bagaimana memulai pekerjaan penelitian.
Ok, kalau kawanku sudah merasa nyaman, baca perlahan beberapa item berikut, jangan lupa siapkan draft skripsi atau proposal skripsi anda. Item berikut akan menyadarkan diri Anda, bagaimana caranya menilai hasil karya sendiri (self assessment), tidak ada satupun dosen atau guru yang maha tahu di dunia ini, mereka hanya minta penjelasan dari apa yang anda lakukan, sehingga orang-orang yang membaca karya Anda memahami apa yang Anda maksudkan.
Isaac dan Michael (1971:6-10) menguraikan item-item kesalahan yang sering bahkan umumnya dilakukan oleh para mahasiswa dalam merancang dan atau melakukan kerja penelitian sebagai berikut:

Kesalahan Umum dalam Memformulasikan Pelajaran Penelitian
*Menangguhkan pemilihan suatu masalah sampai ia menyelesaikan semua atau sebagian besar dari kuliah, pelatihan atau kursus yang diikuti.
*Secara tanpa kritik menerima gagasan yang pertama dan atau yang disampaikan kepadanya. Oleh rekan-rekan atau oleh dosen pembimbing.
*Memilih suatu masalah yang samar-samar atau memiliki pengertian yang luas untuk diteiliti satu per satu secara keseluruhan.
*Hipotesis yang dibuat tidak dapat diuji (un-testable) atau hipotesis yang disusun tidak jelas.
*Gagal dalam mempertimbangkan prosedur metode analisis yang sesuai dalam mengembangkan rencana sementara penelitian yang akan dilakukan

Kesalahan Dalam Melakukan Kajian Literatur
*Melakukan pengkajian literature atau buku bacaan di perpusatakan dengan begitu cepat (asal baca) berharap rancangan penelitiannya dapat terselesaian dengan cepat pula. Ini pada umumnya mengakibatkan studi pendahuluan yang berisi gagasan yang sudah pasti akan meningkatkan kerja penelitian mahasiswa terlewatkan begitu saja.
*Lebih mempercayai/memberatkan sumber kedua daripada sumber utama yang dibutuhkan dalam penelitiannya.
*Perhatiannya terkonsentrasi pada temuan penelitian ketika membaca artikel penelitian, dengan melewatkan informasi berharga atas metoda, ukuran, dan sebagainya.
*Mengabaikan sumber selain dari jurnal pendidikan, seperti surat kabar dan surat kabar populer sering berisi artikel dengan topik bidang pendidikan.
*Gagal untuk menggambarkan batas topik seputar review literature yang dibacanya. *Pencarian yang terlalu melebar pada suatu area sering memimpin mahasiswa ke arah melakukan yang salah atau ditakut-takuti menjadi suatu pekerjaan tak terurus. *Terlalu membatasi area pencarian juga menjadi suatu yang menyebabkan mahasiswa melewatkan artikel banyak orang yang berisi topik penelitian tetapi berisi informasi yang akan membantu dia mendisain suatu studi menjadi lebih baik..
*Mencopy data/teori dari daftar pustaka yang salah dan kemudian tidak mampu untuk menempatkan perlunya acuan itu.
*Menyalin terlalu banyak materi ke kartu catatan. Ini sering menunjukkan bahwa mahasiswa tidak mempunyai suatu pemahaman yang murni tentang penelitiannya dan dengan begitu tidak bisa memisahkan mana informasi yang penting dan informasi yang tidak penting

Kesalahan dalam Mengumpulkan Data Penelitian
*Memberikan upah kepada respoden untuk mendapatkan keterangan yang diharapkan dari mereka, hal ini sering dilakukan karena kekhawatiran mahasiswa akan penolakan responden untuk bekerjasama atau memberikan suatu sikap negative yang dapat mengurangi kebenaran test dan ukuran lainnya.
*Memperlemah rancangan penelitiannya dengan membuat perubahan demi kenyamanan administrative dari sekolah yang sedang ditelitinya (penelitiannya disesuaikan dengan keinginan pihak sekolah).
*Gagal dalam menjelaskan tujuan penggunaan ukuran penelitian kepada guru dan pengelola sekolah. Jika seorang guru berpikir bahwa suatu tes atau ukuran lainnya tidak berharga, maka sikapnya dengan cepat dapat dirasakan oleh para murid sehingga mengakibatkan lemahnya sikap kooperatif siswa dalam menjawab tes atau ukuran lain yang diajukan oleh mahasiswa (peneliti).
*Gagal dalam mengevaluasi alat ukur (instrument) yang digunakan secara menyeluruh sebelum memilih alat ukur yang akan digunakan dalam penelitiannya (menyangkut validitas dan reliabilitas instrument –pen). Hal ini mengakibatkan penggunaan alat ukur (instrument) yang tidak sesuai atau cacat.
*Memilih suatu alat ukur (instrument) yang rendah validitas dan reliabilitasnya dalam penelitian, hal semacam itu menyebabkan hasil penelitiannya juga keliru.
*Memilih untuk menggunakan alat ukur (instrument) yang tidak berkualitas dalam penelitiannya, yang mana alat ukur tersebut tidak berkualified dalam pengadministrasian dan penskoran.

Kesalahan Umum menggunakan Alat Ukur Baku
*Gagal untuk memeriksa validitas isi alat ukur prestasi belajar, dimana situasi penelitian diharapkan untuk dilaksanakan
*Gagal untuk menstandardisasi atau mengendalikan peran guru di (dalam) situasi pengumpulan data, oleh karena itu memperkenalkan penyimpangan sebagai hasil pembelajaran nonstandard, pelatihan sebagian dari para murid yang terlibat dalam studi, dan derajat variasi di (dalam) memberi bimbingan kepada para murid
*Meriksa keseluruhan validitas (keabsahan) dan reliabilitas (keandalan) alat ukur yang dipilih tetapi gagal untuk memeriksa valitdas dan reliabilitas data pada score subtest, sungguhpun score ini (diharapkan) untuk dapat digunakan dalam analisa hasil penelitian.
*Menggunakan pandangan pribadi dan laporan lain yang dibuat sendiri di (dalam) situasi di mana pokok materi yang diharapkan jawabannya dalam rangka menciptakan suatu kesan yang diinginkan.
*Mengasumsikan bahwa test baku yang digunakan akan dapat mengukur apa yang hendak diukur tanpa membuat suatu evaluasi validitas data yang seksama.
*Mencoba untuk menggunakan ukuran yang belum teruji validitas dan reliabilitasnya, untuk mengelola, meneliti, atau menginterpretasikan hasil penelitiannya.
*Gagal dalam membuat penggunaan hasil yang maksimum dari waktu tes yang tersedia dengan mengatur test yang panjang ketika waktu yang tersedia lebih pendek dalam memenuhi kebutuhan rancangan penelitian dengan sama baik.
*Tidak melakukan suatu uji coba tentang alat ukur ini dan, sebagai hasilnya, membuat keliru pemeriksaan prosedur sepanjang pengumpulan data pertama nya, dengan begitu ia telah melakukan penyimpangan (bias)

Kesalahan umum menggunakan rumus Statistik
*Memilih rumus statistik yang tidak sesuai atau yang benar untuk analisis diajukan.
*Mengumpulkan data penelitian, dan kemudian mencoba untuk temukan suatu teknik analisa statistik yang dapat digunakan.
*Menggunakan hanya satu prosedur statistik ketika beberapa pilihan diberlakukan bagi data itu. Ini sering mengakibatkan terlewatkannya hasil yang sudah dibuat dalam skripsi/tesis-disertasi itu.
*Menggunakan rumus statistik di dalam situasi di mana data yang nyata sekali gagal dalam menemukan asumsi dimana rumus statistic itu didasarkan. Rumus statistik akan memberi hasil yang sesuai/layak dan akurat kecuali jika asumsi (persyaratan uji statistic-pen) dengan serius dilanggar.
*Lalu menekankan pentingnya perbedaan kecil sebagai statistic yang signifikan
*Mahasiswa menghindari analisis korelasional jika korelasi product-moment tidak bisa diterapkan.
*Menggunakan teknik korelasi yang salah seperti, menggunakan korelasi biserial korelasi ketika korelasi biserial yang tersebar luas disebutkan.
*Menggunakan table korelasi product-moment untuk menginterpretasikan korelasi yang bukan korelasi Pearsonian. Sebab korelasi non-Pearsonian mempunyai suatu kesalahan standard lebih besar dibanding korelasi product-moment, kekeliruan ini mengakibatkan kesalahan tafsir atas arti koefisien yang ditafsirkan.
*Menggunakan koreksi untuk pelaifan pada situasi di mana itu tidak sesuai dalam rangka membuat hasil statistik nampak signifikan.

Kesalahan Umum di (dalam) Rancangan Dan Metodologi Penelitian
*Mahasiswa gagal untuk menggambarkan populasi penelitiannya
*Menggunakan sample yang sedikit untuk melakukan analisa terhadap sub-kelompok yang menarik baginya
*Mencoba untuk melakukan penelitian yang menggunakan responden sukarela
*Mengubah rancangannya dengan jalan memperlemah penelitiannya dalam rangka pengumpulan data yang lebih menyenangkan untuk melibatkan sekolah.
*Dalam mengumpulkan data sebanyak mungkin, ia membuat permintaan berlebihan atas inti penelitiannya yang mengakibatkan penolakan responden untuk bekerja sama.
*Mencoba untuk menyelesaikan suatu studi di dalam satu semester yang akan memerlukan dua/tiga tahun untuk dilakukan dengan memuaskan
*Gagal untuk merencanakan pengumpulan data yang detail dan jelas untuk menghindari perbaikan kesalahan berlebihan.
*Memulai mengumpulkan data penelitian tanpa menyelesaikan suatu studi-pendahuluan atau cukup menguji instrumen dan prosedurnya.
-------------------------------------------------------->Bersambung….!

Minggu, 13 September 2009

Sembilan Kesalahan Dalam Merumuskan Masalah


Merumuskan masalah penelitian bukanlah pekerjaan yang gampang, tidak sedikit kawan-kawan mahasiswa kebingungan dan tidak jarang pula para ahli mengalami kesulitan dalam hal ini. Beberapa kesalahan yang sering dilakukan dalam merumuskan masalah penelitian adalah:
Beberapa kesalahan umum dalam perumusan masalah
1. Mengumpulkan data tanpa didefinisikan dengan baik rencana atau tujuan, berharap dapat membuat beberapa arti dari pengetahuan yang dimiliki sebelumnya.
2. Mengambil "data jadi" yang sudah ada dan mencoba untuk menyesuaikan data tersebut dengan pertanyaan untuk itu.
3. Mendefinisikan tujuan secara umum seperti istilah yang ambigu (interpretasi ganda) dan kesimpulan Anda akan menjadi sewenang-wenang dan tidak sah.
4. Melaksanakan sebuah proyek penelitian tanpa meninjau literatur profesional yang ada.
5. Penelitian dasar, unik untuk situasi tertentu, memungkinkan tidak ada generalisasi di luar situasi itu dan tidak membuat kontribusi terhadap tubuh umum penelitian pendidikan.
6. Kegagalan mendasar dalam menyusun teori atau kerangka konseptual, yang akan menuntunnya melalukan penelitian dalam skema yang sistematis dan komparatif, memberikan umpan balik dan evaluasi bagi teori pendidikan.
7. Kegagalan untuk membuat eksplisit dan jelas asumsi-asumsi yang mendasari penelitian Anda sehingga dapat dievaluasi.
8. Kegagalan untuk mengakui keterbatasan pendekatan Anda, secara tersirat atau tersurat pada kesimpulan dan bagaimana kesimpulan berlaku untuk situasi lain.
9. Kegagalan untuk mengantisipasi hipotesis nol yang juga akan menjelaskan sebuah himpunan temuan dan yang menantang interpretasi dan kesimpulan yang dicapai oleh peneliti.

Sabtu, 22 Agustus 2009

Langkah-Langkah Penelitian


Sebagaimana telah didefinisikan di atas, bahwa penelitian adalah suatu proses yang dilakukan secara terencana, menggunakan prosedur ilmiah dan sistematis. Langkah-langkah dalam melakukan penelitian :
Mengidentifikasi masalah (untuk lebih jelasnya, ikuti bagian 2)
Merumuskan dan membatasi masalah (untuk lebih jelasnya, ikuti bagian 2)
Melakukan studi literatur/kepustakaan (untuk lebih jelasnya, ikuti bagian 2)
Merumuskan hipotesis atau pertanyaan penelitian (untuk lebih jelasnya, ikuti bagian 2)
Menentukan desain dan metode penelitian (untuk lebih jelasnya, ikuti bagian 3)
Menyusun Instrumen dan mengumpulkan data (untuk lebih jelasnya, ikuti bagian 3)
Menganalisis data dan menyajikan hasil (untuk lebih jelasnya, ikuti bagian 4)
Menginterpretasikan temuan, membuat kesimpulan dan saran/rekomendasi (untuk lebih jelasnya, ikuti bagian 4)

Jenis-jenis Penelitian
Jenis-jenis penelitian dapat dibedakan berdasarkan : 1) pendekatan, 2) fungsinya, dan 3) tujuannya
Penelitian berdasarkan pendekatan
Berdasarkan pendekatan yang digunakan, secara garis besarnya dibedakan menjadi 2 (dua) macam penelitian yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif, kedua penelitian ini memiliki asumsi, karakteristik, dan prosedur penelitian yang berbeda.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang didasari oleh filsafat positivisme yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif sedangkan penelitian kualitatif adalah penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.
Perbedaan penelitian kuantitatif dan kualitatif dapat dilihat pada tabel berikut.


Tabel perbedaan penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif ditinjau dari berbagai aspek


ASPEK KUANTITATIF KUALITATIF
Maksud ·1 Membuat deskripsi objektif tentang fenomena terbatas dan menentukan apakah fenomena dapat dikontrol melalui beberapa intervensi ·2 Mengembangkan pengertian tentang individu dan kejadian dengan memperhitungkan konteks yang relevan
Tujuan ·3 Menjelaskan, meramalkan, dan/atau, mengontrol fenomena melalui penumpulan data terfokus dari data numerik ·4 Memahami fenomena sosial melalui gambaran holistik dan memperbanyak pemahaman mendalam
Pendekatan ·5 Menjelaskan penyebab fenomena sosial melalui pengukuran objektif dan analisis numerikal ·6 Berasumsi bahwa ’subject matter’ suatu ilmu sosial adalah amat berbeda dengan ’subject matter’ dari ilmu fisik/alamiah dan mempersyaratkan tujuan yang berbeda untuk inkuiri dan seperangkat metode penyelidikan yang berbeda. Induktif, berisi-nilai (subjektif), holistik, dan berorientasi proses.
Asumsi ·7 Berasumsi bahwa tujuan dan metode ilmu sosial adalah sama dengan ilmu fisik/alamiah dengan jalan mencari teori yang dites atau dikonfirmasikan yang menjelaskan fenomena. Deduktif, bebas-nilai (obyektif), terfokus, dan berorientasi-tujuan ·8 Perilaku terikat konteks dimana hal itu terjadi dan kenyataan sosial tidak bisa direduksi menjadi variabel-variabel sama dengan kenyataan fisik. Berupaya mencari pemahaman tentang kenyataan dari segi perspektif ’orang dalam’; menerima subjektifitas dari peneliti dan pemeran-serta
Model penjelasan ·9 Penemuan ’fakta’ sosial tidak berasal dari persepsi subjektif dan terpisah dari konteks ·10 Upaya generalisasi tidak dikenal karena perilaku manusia selalu terikat konteks dan harus diinterpretasikan kasus per kasus.
Nilai ·11 Bergantung pada model penjelasan hipotetiko deduktif dengan memulai dari teori dari mana hipotesis ditarik dan dites dengan menggunakan prosedur yang ditentukan terlebih dahulu. ·12 Berargumentasi bahwa peneliti senantiasa terikat nilai dan peneliti harus eksplisit tentang peranan bahwa nilai memegang peranan dalam sesuatu studi. Beranggapan bahwa nilai merupakan sesuatu pilihan yang inheren dalam: a) masalah yang harus diselidiki, b) metode yang harus diteliti, c) cara untuk menginterpretasi, dan d) konteks dimana studi itu berada
Alasan ·13 Menerima nilai peneliti dapat berperan dalam permasalahan yang sedang diteliti, tetapi penelitian itu sendiri harus bebas nilai dengan prosedur khusus yang dirancang untuk mengisolasikan dan mengeluarkan unsur-unsur subjektif dan mencari kenyataan objektif ·14 Induktif – melakukan pengamatan dan menarik kesimpulan
Generalisasi ·15 Deduktif – deduksi dari teori tentang apa yang akan diamati ·16 Berasumsi bahwa setiap individu, budaya, latar adalah unik dan penting untuk mengapresiasi keunikan; generalisasi bergantung pada konteks.
Hubungan peneliti dengan subjek ·17 Berasumsi bahwa cara ini dapat menemukan ’hukum’ yang menambah pada prediksi yang dapat dipercaya dan pada kontrol tentang kenyataan/fenomena. Mencari keteraturan dalam sampel individu; analisis statistik menyatakan kecenderungan tentang perilaku dan kecenderungan sudah cukup kuat untuk memperoleh nilai praktis. ·18 Peneliti secara aktif berinteraksi secara pribadi. Proses pengumpulan data dapat diubah dan hal itu bergantung pada situasi. Peneliti bebas menggunakan intuisi dan dapat merumuskan bagaimana merumuskan pertanyaan atau bagaimana melakukan pengamatan. Individu yang diteliti dapat diberi kesempatan agar secara sukarela mengajukan gagasan dan persepsinya dan malah berpartisipasi dalam analisis data.
Nilai orientasi ·19 Tujuan penelitian adalah objektivasi; berusaha memelihara pandangan pribadi, kepercayaan, ’biases’ dari pengaruh pengumpulan data dan analisis proses. Melibatkan interaksi minimal dan jika interaksi diperlukan (wawancara) lalu berusaha membakukan proses. Peranan sampel dalam studi adalah pasif ·20 Mempercayai bahwa seluruh kegiatan penelitian terikat nilai. Tidak menghindari isu nilai, nilai pribadi dinyatakan secara terbuka dan mencoba memperagakan nilai yang terikat pada konteks.
Studi tentang konteks ·21 Berupaya agar nilai pribadi bebas dari pengaruh desain penelitian dan menghindari usaha membuat keputusan nilai tentang hal-hal yang diteliti ·22 Berupaya memahami fenomena yang kompleks dengan jalan mengujinya dalam keseluruhannya dalam konteks. Belum mengetahui apa yang difokus sampai studi itu sudah berlangsung; mengidentifikasikan tema yang relevan dan pola-pola (yang muncul) yang kemudian menjadi fokus studi. Pengumpulan data sedikit banyak adalah kontinu dan intensif lebih dari penelitian kuantitatif.
Desain ·23 Berupaya memahami fenomena yang kompleks dengan jalan menganalisis bagian-bagian komponen (disebut variabel). Setiap upaya penelitian menguji hanya beberapa dari kemungkinan variabel yang dapat diteliti; konteks situasi diabaikan atau dikontrol. Data dikumpulkan dalam beberapa interval dan memfokus pada pengukuran yang tepat ·24 Fleksibel/luwes, dikembangkan, umum, dinegosiasikan, sebagai acuan untuk diikuti, dikhususkan hanya dalam istilah umum sebelum studi dilakukan. Tidak mengikutkan intervensi dan berupaya agar gagasan sesedikit mungkin.
Metode ·25 Terstruktur, formal, ditentukan terlebih dahulu, tidak luwes, dijabarkan secara rinci terlebih dahulu sebelum penelitian dilakukan ·26 Historikal, etnografi, dan studi kasus
Hipotesis ·27 Deskriptif, korelasional, perbandingan kausal dan eksperimen ·28 Cenderung untukmencari dan menemukan dan menyimpulkan hipotesis. Hipotesis dilihat sebagai sesuatu yang tentatif, berkembang, dan didasarkan pada sesuatu studi tertentu.
Pengukuran ·29 Hampir selalu mengetes hipotesis. Hipotesis dilihat sebagai sesuatu yang khusus, dapat dites, dan dinyatakan sebelum sesuatu studi dilakukan ·30 Prosedurnya sedikit subjetif; peneliti memiliki kemampuan untuk mengamati dan berinteraksi dengan manusia lainnya dan dengan lingkungan; percaya bahwa kemampuan manusia diperlukan untuk melaksanakan tugas yang rumit dan terhadap dunia yang sangat bervariasi dan yang selalu berubah
Review Kepustakaan ·31 Tujuan pengukuran adalah objektivitas, memberi makna pada skoring dan pengumpulan data tidak dipengaruhi oleh nilai-nilai peneliti, ’bias’ dan persepsi; banyak bergantung pada tes, skala dan kuesioner terstruktur yang dapat diadministrasikan pada kondisi baku terhadap seluruh individu dalam sampel dan prosedur untuk skoring data dirinci secara tepat untuk mengingatkan kemungkinan terjadinya bahwa setiap dua skor memperoleh hasil yang sama. Akhirnya, baku dan numerikal ·32 Terbatas, sebagai acuan teori, dan tidak mempengaruhi studi. Tidak dilakukan untuk mengkaji teori karena dengan cara ini bukan mengkaji teori tetapi menemukan teori dari data.
Latar penelitian ·33 Ekstensif, yang dengan hal itu mempengaruhi studi. Pengkajian teori diperlukan untuk menemukan konsep, variabel, dan menata penelitian hipotesis ·34 Naturalistik (sebagaimana adanya) sejauh mungkin
Sampling ·35 Sejauh mungkin dikontrol sampling teoretis dan sampling sebanyak mungkin digunakan sebagai mempertimbangkan ·36 Bertujuan: dimaksudkan untuk memilih sejumlah ’kecil’ dan tidak harus representatif; sampel dimaksudkan untuk mengarah kepada pemahaman secara mendalam
Data ·37 Random/acak; dimaksudkan untuk memilih dari sejumlah besar individu dalam populasi dimasukkan dalam sampel yang dianggap mewakili. Hal itu digunakan untuk menggeneralisasi hasilnya kepada populasi. Stratifikasi, kelompok kontrol, mengontrol variabel ekstraneus. ·38 Naratif, deskritptif, dalam kata-kata mereka yang diteliti, dokumen pribadi, catatan lapangan, artifak, dokumen resmi dan video-tapes, transkrip.
Strategi pengumpulan data ·39 Numerik, variabel dioperasionalkan, kode dikuantifikasikan, statistikal, dihitung dan diadakan pengukuran. ·40 Pengumpulan dokumen, pengamatan berperanserta (participant observation), wawancara tidak terstruktur dan informal, mencatat data dalam Catatan Lapangan secara intensif, menilai artifak.
Subjek ·1 Pengamatan terstruktur yang non-partisipan, wawancara semi terstruktur dan formal, administrasi tes dan kuesioner, eksperimen, penelitian survei, eksperimen kuasi.
·2 Subjek penelitian berjumlah besar; pemilihan secara acak. ·3 Jumlah subjek penelitian kecil; teknik sampling bertujuan.
Analisis Data ·4 Deduktif, secara statistik. Terutama menghasilkan data numerik yang biasanya dianalisis secara statistik. Data kasar terdiri dari bilangan dan analisis dilakukan pada akhir penelitian ·5 Induktif, model-model, teori-teori, konsep, metode perbandingan tetap. Biasanya data dianalisis secara deskriptif yang sebagian besar berasal dari wawancara dan catatan pengamatan; catatan dianalisis untuk memperoleh tema dan pola-pola yang dideskripsikan dan diilustrasikan dengan contoh-contoh, termasuk kutipan-kutipan dan rangkuman dari dokumen; koding data dan analisis verbal.
Interpretasi data ·6 Kesimpulan dan generalisasi diformulasikan pada akhir penelitian, dinyatakan dengan derajat kepercayaan tertentu yang ditentukan terlebih dahulu. ·7 Kesimpulan adalah tentatif direview atas dasar sesuatu yang masih berlangsung, sedang generalisasi diabaikan
Kriteria ·8 Validitas internal-bagaimana kebenaran ditemukan. Validitas eksternal – bagaimana penerapan temuan-temuan pada latar lainnya. Objekivikasi – bagaimana seharusnya kita dapat diyakinkan bahwa temuan-temuan adalah reflektif dari subjek daripada hasil dari ‘biases’ para peneliti ·9 Kredibilitas – penelitian dilakukan sedemikian rupa untuk memastikan bahwa subjek itu secara secukupnya diperoleh dan diuraikan. Keteralihan – beban untuk memaparkan penerapan temuan-temuan pada latar lainnya tergantung pada peneliti yang harus mengadakan ‘uraian rinci’ tentang keadaan latar untuk keperluan penerapan
Frasa kunci ·10 Eksperimental, data numerik, empirik, dan statistikal. ·11 Deskriptif, naturalistik, dan berorientasi kata.
Konsep kunci ·12 Reliabilitas, variabel, operasionalisasi, hipotesis, validitas, statistikal, signifikan, replikasi. ·13 Bermakna, pemahaman ama, proses dibangun secara sosial, tema, keabsahan data.
Instrumen Penelitian ·14 Inventori, kuesioner, skala, skor tes, indikator ·15 ”tape recorder”, catatan lapangan, peneliti adalah instrumen itu sendiri.
Masalah ·16 Mengontrol variabel, validitas ·17 Memakan waktu, prosedur tidak baku, reliabilitas-keabsahan data.
Sumber: Moleong, 2006: 31-37



Penelitian berdasarkan fungsinya:
Berdasarkan fungsinya penelitian dilakukan dengan dua fungsi utama yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan dan memperbaiki praktik. Penelitian yang termasuk jenis ini adalah: 1) penelitian basic (dasar), 2) penelitian terapan, dan 3) penelitian evaluatif. Perbedaan ketiga jenis penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Perbedaan antara penelitian dasar, terapan dan evaluatif

Penelitian Dasar Penelitian Terapan Penelitian Evaluatif
Bidang penelitian



Tujuan






Tingkat Generalisasi



Penggunaan hasil Penelitian bidang fisik, perilaku dan sosial



Menguji teori, dalil, prinsip dasar. Menentukan hubungan empiris antar fenomena dan mengadakan generalisasi analistis

Abstrak, Umum




Menambah pengetahuan ilmiah dari prinsip-prinsip dasar dan hukum tertentu. Meningkatkan metodologi dan cara-cara pencarian Bidang aplikasi: kedokteran, rekayasa, pendidikan


Menguji kegunaan teori dalam bidang tertentu. Menentukan hubungan empiris dan generalisasi analitis dalam bidang tertentu.

Umum tetapi dalam bidang tertentu



Menambah pengetahuan yang didasarkan penelitian dalam bidang tertentu. Meningkatkan penelitian dan metodologi dalam bidang tertentu Pelaksanaan berbagai kegiatan, program pada berbagai tempat & lembaga

Mengukur manfaat, sumbangan dan kelayakan program atau kegiatan tertentu.



Konkrit, spesifik dalam aspek tertentu. Diterapkan dalam praktik aspek tertentu.

Menambah pengetahuan yang didasarkan penelitian tentang praktik tertentu. Meningkatkan penelitian dan metodologi tentang praktik tertentu. Membantu dalam penentuan keputusan dalam bidang tertentu.
Sumber: Sukmadinata, 2006:17-18

Isac dan Michael, dalam bukunya ”Handbook in Research and Evaluation” menyebutkan: berdasarkan fungsinya ada 9 (sembilan) kategori dasar jenis/macam metode penelitian, yaitu: 1) Metode sejarah, 2) Metode deskriptif, 3) Metode pengembangan, 4) Metode kasus atau penelitian lapangan, 5) Metode korelasional, 6) Metode kausal-komparatif, 7) Metode eksperimen murni, 8) Metode eksperimen semu, dan 9) Metode tindakan.
Dari sembilan metode ini penelitian ini, lalu penelitian yang dilakukan juga lebih dikenal dengan metode tersebut, seperti penelitian sejarah untuk metode sejarah, penelitian perbandingan untuk metode kausal komparatif, dan seterusnya.
Ke sembilan metode ini dengan metode lainnya, dimasukkan lagi ke dalam kategori penelitian berdasarkan pendekatannya yaitu: pendekatan kuantitatif dan kualitatif seperti dalam tabel berikut.
Tabel: Metode-metode penelitian


KUANTITATIF KUALITATIF
Eksperimental Non Eksperimental Interaktif Noninteraktif
·1 Eksperimental murni
·2 Eksperimental semu (quasi eksperiment)
·3 Eksperimental lemah
·4 Subjek tunggal ·5 Deskriptif
·6 Komparatif
·7 Korelasional
·8 Survei
·9 Ekspos fakto
·10 Tindakan ·11 Etnografis
·12 Historis
·13 Fenomenologis
·14 Studi kasus
·15 Teori dasar
·16 Studi Kritis ·17 Analisis konsep
·18 Analisis kebijakan
·19 Analisis historis
Sukmadinata, 2006:53

Berikut ini diuraikan definisi untuk masing-masing jenis metode penelitian yang telah disebutkan di atas:
Penelitian historis: Penelitian yang bertujuan untuk meneliti peristiwa-peristiwa yang telah berlalu. Peristiwa-peristiwa sejarah direka ulang dengan menggunakan sumber data primer berupa kesaksian dari pelaku sejarah yang masih ada, kesaksian tak sengaja yang tidak dimaksudkan untuk disimpan, sebagai catatan atau rekaman, seperti peninggalan-peninggalan sejarah, dan kesaksian sengaja berupa catatan-catatan dan dokumen.
Penelitian Deskriptif : metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya.
Penelitian Pengembangan: (developmental research), penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan dan menguji suatu produk (Borg & Gall, 2001). Metode ini banyak digunakan di dunia industri.
Studi Kasus : penelitian yang dilakukan terhadap suatu ”kesatuan sistem”. Kesatuan ini dapat berupa program, kegiatan, peristiwa atau sekolompok individu yang terikat oleh tempat, waktu atau ikatan tertentu.
Penelitian korelasional : penelitian ini ditujukan untuk mengetahui hubungan sesuatu variabel dengan variabel-variabel lain. Hubungan antara variabel ini dinyatakan dengan besarnya koefisien korelasi dan keberartian (signifikansi) secara statistik.
Penelitian komparatif: penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok ada perbedaan dalam aspek atau variabel yang diteliti.
Penelitian Ekspos fakto: bertujuan untuk meneliti hubungan sebab akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (dirancang dan dilaksanakan) oleh peneliti.
Penelitian Eksperimen Murni (True eksperimental): metode eksperimen yang paling mengikuti prosedur dan memenuhi syarat-syarat eksperimen. Prosedur dan syarat-syarat tersebut terutama berkenaan dengan pengontrolan variabel kelompok kontrol, pemberian perlakuan atau manipulasi kegiatan serta pengujian hasil.
Penelitian Eksperimen Semu (quasi eksperimental): pada dasarnya sama dengan eksperimen murni, bedanya adalah dalam pengontrolan variabel. Pengontrolannya hanya dilakukan terhadap satu variabel saja, yaitu variabel yang dipandang paling dominan.
Penelitian Eksperimen tunggal (single subject eksperimental): penelitian eksperimen yang dilakukan terhadap subjek tunggal. Dalam pelaksanaan penelitian ini, variasi bentuk eksperimen murni, quasi atau lemah berlaku.
Penelitian Tindakan (Action Research): penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengadakan pemecahan masalah atau perbaikan mutu suatu kegiatan. Misalnya, guru melakukan penelitian tindakan kelas yaitu untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran dan dilakukan perbaikan terhadap proses pembelajaran sesuai dengan hasil penelitian tindakan.
Penelitian Etnografi : Penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menginterpretasikan budaya, kelompok sosial atau sistem.
Penelitian fenomenologis: penelitian ini mencoba mencari arti dari pengalaman (fenomena-fenomena) dalam kehidupan.


DAFTAR BACAAN:

Ary, Donald & Lucy Cheser Jacobs, t.t. Pengantar Penelitian Pendidikan, Penterjemah: Arief Furchan, Usaha Nasional, Surabaya.
Bogdan, Robert, C. & Sari Knopp Biklen, 2003. Qualitatif Research for Education an Introduction to Theories and Methods. Allyn and Bacon, Boston.
Fraenkel, Jack R. & Norman E. Wallen. 1993. How to Design And Evaluatif Research in Education, McGraw-Hill International Editions, New York.
Isaac, Stephen & William B. Michael. 1971. Handbook in Research and Evaluation A Collection of Principles, Methods, and Strategies Useful in The Planning, Design, and Evaluation of Studies in Education and the Behavioral Sciences, Robert R.Knapp, Publisher, California.
Miles, Matthew B. & A. Michael Huberman, 1996. Analisis Data Kualitatif, Penterjemah: Tjetjep Rohendi Rohidi, Uinversitas Indonesia, Jakarta.
Moleong, Lexy.J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Bogor.
Riyanto, Yatim. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan, SIC, Surabaya.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Metode Penelitian Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Strauss, Anselm & Juliet Corbin. 2003. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif Tata Langkah dan Teknik-Teknik Teoritisasi Data, Penterjemah: Muhammad Shodiq & Imam Muttaqien, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Tuckhman, Bruce W. 1978. Conducting Educational Research. Harcourt Brace Jovanovich, Publisher, Sandiego.
Wiraatmadja, Rochiati, 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Penelitian, Ilmu dan Kebenaran


Prakata
Tidak jarang kawan-kawan bingung dan prustasi dengan bagaimana sebuah penelitian dilakukan, terutama bagi para pemula yang sebagian besarnya adalah mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Akhirnya, jalan pintas dan tidak terlalu pusing berpikirpun ditempuh yaitu dengan jalan memesan skripsi di warung-warung rental komputer, bahkan kepada dosen pembimbingnya sendiri. Wal hasil, di saat ujian skripsi, atau disaat pengajuan proposal kepada pihak donator yang akan membiayai penelitiannya, dia bingung dan tidak mampu mengutarakan sepatah katapun, hanya senyum meringis yang dapat dilakukan sebagai pengganti kata “dimaklumi saja”.
Kalau memang benar kondisi ini terjadi di semua kampus, bias anda bayangkan mutu sarjana kita seperti apa yang menyandang gelar sampai berlipat-lipat. Untuk itu, artikel ini sengaja diketengahkan agar kita sama-sama bias berdiskusi dan menyadari kekurangan diri kita, bukan bermaksud untuk menggurui tapi yang pasti ini adalah sebuah ajakan “for a better life” or “for god achievement”. On our Campus.

Penelitian (Research-Ing)

Apa (what) itu penelitian, mengapa (why) pula orang melakukan penelitian dan bagaimana (how) penelitian dilakukan? Pada bagian ini kita akan mencoba menjawab dua pertanyaan mendasar yang pertama yaitu tentang apa dan mengapa penelitian itu dilakukan.

Apa yang dimaksud dengan penelitian (Research)
Definisi penelitian menurut para ahli:
Burns dan Grove (1993) mengatakan : “More specifically, research is diligent, systematic inquiry or investigation to validate and refine existing knowledge and generate new knowledge”. Pendapat ini hampir sama dengan pendapat Pearson sebagaimana dikutip oleh Whitney (1960) “penelitian adalah pencarian atas sesuatu secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian itu dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan.
Woody (1927) berpendapat bahwa penelitian merupakan sebuah metode untuk menemukan kebenaran, yang juga merupakan sebuah pemikiran kritis. Menurutnya, penelitian meliputi pemberian definisi dan redefinisi terhadap masalah, memformulasikan hipotesis atau jawaban sementara, pembuatan kesimpulan dan sekurang-kurangnya mengadakan pengujian atas semua kesimpulan untuk menentukan kesesuaian dengan hipotesis.
Sedangkan Gee (1957) dalam bukunya menuliskan, “Dalam berbagai definisi, terkandung cirri tertentu yang lebih kurang bersamaan. Adanya suatu pencarian, penyelidikan atau investigasi terhadap pengetahuan baru, atau sekurang-kurangnya sebuah pengaturan baru atau interpretasi (tafsiran) baru dari pengetahuan yang timbul. Metode yang digunakan bisa saja ilmiah atau tidak, tetapi pandangan harus kritis dan prosedur harus sempurna. Tenaga bisa saja signifikan atau tidak. Dalam masalah aplikasi, maka tampaknya aktivitas lebih banyak tertuju kepada pencarian (search) daripada suatu pencarian kembali (re-search). Jika proses yang terjadi adalah hal yang selalu diperlukan, maka penelitian sebaiknya digunakan untuk menentukan ruang lingkup dari konsep dan bukan kehendak untuk menambah definisi lain terhadap definisi-definisi yang telah begitu banyak”.
Penelitian atau research dalam bahasa inggris merupakan suatu pencarian (inquiry), menghimpun data, mengadakan pengukuran, melakukan analisa terhadap hasil pengukuran, sintesis, membandingkan, mencari hubungan, menafsirkan hal-hal yang bersifat teka-teki.
Sedangkan metode penelitian dapat dikatakan sebagai rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasarkan pada pertanyaan, isu-isu yang dihadapi, asumsi-asumsi, pandangan filosofis dan ideology. Metode penelitian oleh beberapa peneliti biasanya disebut sebagai tradisi penelitian (research traditions).

Mengapa Penelitian dilakukan?
Ada beberapa sebab kenapa penelitian sangat perlu dilakukan atau yang melatarbelakangi mengapa penelitian dilakukan, yaitu:
Pengetahuan, pemahaman dan kemampuan manusia sangat terbatas, sementara lingkungan sekitarnya begitu luas, terlalu banyak hal yang tidak dapat diketahui dan dipahami, tidak jelas dan menimbulkan keraguan serta pertanyaan bagi dirinya.
Adanya dorongan rasa ingin tahu, manusia memiliki dorongan untuk mengetahui (curiousity), manusia selalu dipenuhi dengan rasa ingin tahu, apa ini, apa itu, bagaimana ini, bagaimana itu, mengapa begini dan kenapa tidak begitu dan sebagainya.
Adanya masalah, manusia akan selalu dihinggapi masalah sekecil apapun itu dan dalam skala yang bagaimanapun. Hanya, orang mati dan sakit jiwa yang tidak punya masalah!. Lalu, masalah itu apa sih? Masalah sebenarnya adalah kesenjangan antara harapan (dass sollen) dan kenyataan yang terjadi (dass sein), tentunya tidak semua masalah dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat.
Adanya rasa tidak puas pada diri manusia, karena ada rasa tidak puas terhadap apa yang diperoleh, dikuasai dan dimilikinya, manusia ingin yang lebih baik dan lebih semupurna, lebih memberikan kemudahan dan lain sebagainya.

Penelitian, Ilmu Dan Kebenaran
Penelitian dan ilmu mempunyai hubungan yang sangat erat, Menurut Almack (1930) sebagaimana dikutip Nazir (2005:14), hubungan antara ilmu dan penelitian adalah seperti hasil dan proses. Penelitian adalah proses, sedangkan hasilnya adalah ilmu.
Akan tetapi Whitney (1960) berpendapat bahwa ilmu dan penelitian adalah sama-sama proses sehingga ilmu dan penelitian adalah proses yang sama, hasil dari proses tersebut adalah kebenaran (truth). Gambar di bawah ini menjelaskan hubungan antara ketiganya.



Gambar 1:


Apa itu Kebenaran?
Dalam tulisan ini kebenaran kita bagi menjadi dua yaitu kebenaran ilmiah dan kebenaran non ilmiah.
Tiga teori kebenaran yang menjadikan kebenaran ilmiah diterima, yaitu: 1) teori koherensi, 2) teori korespondensi dan 3) teori pragmatis.
Teori koherensi : Suatu pernyataan dianggap benar jika pernyataan tersebut koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Misalnya, pernyataan bahwa semua manusia akan mati kita anggap benar dan dapat dipercaya, maka pernyataan ”si gunawan adalah manusia dan gunawan akan mati”, adalah benar pula sebab pernyataan kedua konsisten dengan pernyataan pertama.
Teori korespondensi: Suatu pernyataan benar jika materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan dimaksud. Kebenaran korespondensi disebut juga kebenaran materil, artinya sesuatu bernilai benar jika bersesuaian dengan dunia nyata. Misalnya, ”Semarang adalah ibukota Propinsi Jawa Tengah” bernilai benar karena pernyataan tersebut dengan objek faktual yakni Semarang memang ibukota propinsi Jawa Tengah, lain halnya dinyatakan Semarang adalah ibukota propinsi Nusa Tenggara Barat, jelas nilai kebenarannya salah.
Teori Pragmatis: kebenaran suatu pernyataan diakui dari kegunaannya dalam kehidupan praktis. Dalam artian bahwa jika suatu pernyataan atau konsekuensinya itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia.

Kebenaran Non Ilmiah
Kebenaran sebagaimana di atas, tidaklah selalu ditemukan secara ilmiah atau melalui metode ilmiah, akan tetapi kebenaran juga dapat ditemukan melalui proses non ilmiah, seperti: 1) kebetulan, 2) akal sehat (common sense), 3) wahyu, 4) intuitif, 5) trial and error (coba-coba), 6) spekulasi, dan 7) kewibawaan.

Karakteristik Penelitian Pendidikan
Karakteristik atau ciri dari penelitian pendidikan adalah: 1) objektivitas, 2) Ketepatan, 3) Verifikasi, 4) Penjelasan ringkas, 5) Empiris, 6) Penalaran logis, 7) Kesimpulan kondisional.
Objektivitas: Penelitian harus memiliki objektivitas dalam prosedurnya. Objektivitas dicapai melalui keterbukaan, kerendahan hati untuk menerima dan mengatakan sesuatu apa adanya menurut hasil penelitian, dan ketulusan agar terhindar dari bias dan subjektivitas.
Ketepatan: Penelitian harus memiliki tingkat ketepatan yang baik atau luar biasa, baik dari segi penentuan instrumen penelitian, pengampilan sampel, desain penelitiannya, dan penentuan metode analisis datanya harus tepat.
Verifikasi: Penelitian dapat diverifikasi, artinya penelitian dapat direvisi dan diulang dengan cara yang sama atau berbeda.
Penjelasan ringkas: Penelitian memberikan penjelasan tentang korelasi antara fenomena dan menyederhanakannya menjadi penjelasan yang ringkas, karena tujuan akhir dari penelitian adalah mereduksi realita yang kompleks ke dalam penjelasan yang singkat.
Empiris: Penelitian didasarkan pada pengalaman praktis. Penelitian empiris kesimpulan didasarkan pada kenyataan-kenyataan yang diperoleh dengan menggunakan metode penelitian yang sistematik, bukan berdasarkan pendapat atau kekuasaan.
Penalaran logis: Penalaran merupakan proses berpikir dengan menggunakan prinsip-prinsip logika deduktif (dari yang umum ke khusus) dan induktif (dari yang khusus ke yang umum).
Kesimpulan kondisional: kesimpulan hasil penelitian tidaklah mutlak benar (absolut), tidak menghasilkan kepastian. Semua yang dihasilkan adalah pengetahuan tentang kebenaran yang relatif.

Langkah-langkah Penelitian
Sebagaimana telah didefinisikan di atas, bahwa penelitian adalah suatu proses yang dilakukan secara terencana, menggunakan prosedur ilmiah dan sistematis. Langkah-langkah dalam melakukan penelitian :
Mengidentifikasi masalah (untuk lebih jelasnya, ikuti bagian 2)
Merumuskan dan membatasi masalah (untuk lebih jelasnya, ikuti bagian 2)
Melakukan studi literatur/kepustakaan (untuk lebih jelasnya, ikuti bagian 2)
Merumuskan hipotesis atau pertanyaan penelitian (untuk lebih jelasnya, ikuti bagian 2)
Menentukan desain dan metode penelitian (untuk lebih jelasnya, ikuti bagian 3)
Menyusun Instrumen dan mengumpulkan data (untuk lebih jelasnya, ikuti bagian 3)
Menganalisis data dan menyajikan hasil (untuk lebih jelasnya, ikuti bagian 4)
Menginterpretasikan temuan, membuat kesimpulan dan saran/rekomendasi (untuk lebih jelasnya, ikuti bagian 4)

Jenis-jenis Penelitian
Jenis-jenis penelitian dapat dibedakan berdasarkan : 1) pendekatan, 2) fungsinya, dan 3) tujuannya
Penelitian berdasarkan pendekatan
Berdasarkan pendekatan yang digunakan, secara garis besarnya dibedakan menjadi 2 (dua) macam penelitian yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif, kedua penelitian ini memiliki asumsi, karakteristik, dan prosedur penelitian yang berbeda.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang didasari oleh filsafat positivisme yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif sedangkan penelitian kualitatif adalah penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.
Perbedaan penelitian kuantitatif dan kualitatif dapat dilihat pada tabel berikut.


Tabel perbedaan penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif ditinjau dari berbagai aspek


ASPEK KUANTITATIF KUALITATIF
Maksud ·1 Membuat deskripsi objektif tentang fenomena terbatas dan menentukan apakah fenomena dapat dikontrol melalui beberapa intervensi ·2 Mengembangkan pengertian tentang individu dan kejadian dengan memperhitungkan konteks yang relevan
Tujuan ·3 Menjelaskan, meramalkan, dan/atau, mengontrol fenomena melalui penumpulan data terfokus dari data numerik ·4 Memahami fenomena sosial melalui gambaran holistik dan memperbanyak pemahaman mendalam
Pendekatan ·5 Menjelaskan penyebab fenomena sosial melalui pengukuran objektif dan analisis numerikal ·6 Berasumsi bahwa ’subject matter’ suatu ilmu sosial adalah amat berbeda dengan ’subject matter’ dari ilmu fisik/alamiah dan mempersyaratkan tujuan yang berbeda untuk inkuiri dan seperangkat metode penyelidikan yang berbeda. Induktif, berisi-nilai (subjektif), holistik, dan berorientasi proses.
Asumsi ·7 Berasumsi bahwa tujuan dan metode ilmu sosial adalah sama dengan ilmu fisik/alamiah dengan jalan mencari teori yang dites atau dikonfirmasikan yang menjelaskan fenomena. Deduktif, bebas-nilai (obyektif), terfokus, dan berorientasi-tujuan ·8 Perilaku terikat konteks dimana hal itu terjadi dan kenyataan sosial tidak bisa direduksi menjadi variabel-variabel sama dengan kenyataan fisik. Berupaya mencari pemahaman tentang kenyataan dari segi perspektif ’orang dalam’; menerima subjektifitas dari peneliti dan pemeran-serta
Model penjelasan ·9 Penemuan ’fakta’ sosial tidak berasal dari persepsi subjektif dan terpisah dari konteks ·10 Upaya generalisasi tidak dikenal karena perilaku manusia selalu terikat konteks dan harus diinterpretasikan kasus per kasus.
Nilai ·11 Bergantung pada model penjelasan hipotetiko deduktif dengan memulai dari teori dari mana hipotesis ditarik dan dites dengan menggunakan prosedur yang ditentukan terlebih dahulu. ·12 Berargumentasi bahwa peneliti senantiasa terikat nilai dan peneliti harus eksplisit tentang peranan bahwa nilai memegang peranan dalam sesuatu studi. Beranggapan bahwa nilai merupakan sesuatu pilihan yang inheren dalam: a) masalah yang harus diselidiki, b) metode yang harus diteliti, c) cara untuk menginterpretasi, dan d) konteks dimana studi itu berada
Alasan ·13 Menerima nilai peneliti dapat berperan dalam permasalahan yang sedang diteliti, tetapi penelitian itu sendiri harus bebas nilai dengan prosedur khusus yang dirancang untuk mengisolasikan dan mengeluarkan unsur-unsur subjektif dan mencari kenyataan objektif ·14 Induktif – melakukan pengamatan dan menarik kesimpulan
Generalisasi ·15 Deduktif – deduksi dari teori tentang apa yang akan diamati ·16 Berasumsi bahwa setiap individu, budaya, latar adalah unik dan penting untuk mengapresiasi keunikan; generalisasi bergantung pada konteks.
Hubungan peneliti dengan subjek ·17 Berasumsi bahwa cara ini dapat menemukan ’hukum’ yang menambah pada prediksi yang dapat dipercaya dan pada kontrol tentang kenyataan/fenomena. Mencari keteraturan dalam sampel individu; analisis statistik menyatakan kecenderungan tentang perilaku dan kecenderungan sudah cukup kuat untuk memperoleh nilai praktis. ·18 Peneliti secara aktif berinteraksi secara pribadi. Proses pengumpulan data dapat diubah dan hal itu bergantung pada situasi. Peneliti bebas menggunakan intuisi dan dapat merumuskan bagaimana merumuskan pertanyaan atau bagaimana melakukan pengamatan. Individu yang diteliti dapat diberi kesempatan agar secara sukarela mengajukan gagasan dan persepsinya dan malah berpartisipasi dalam analisis data.
Nilai orientasi ·19 Tujuan penelitian adalah objektivasi; berusaha memelihara pandangan pribadi, kepercayaan, ’biases’ dari pengaruh pengumpulan data dan analisis proses. Melibatkan interaksi minimal dan jika interaksi diperlukan (wawancara) lalu berusaha membakukan proses. Peranan sampel dalam studi adalah pasif ·20 Mempercayai bahwa seluruh kegiatan penelitian terikat nilai. Tidak menghindari isu nilai, nilai pribadi dinyatakan secara terbuka dan mencoba memperagakan nilai yang terikat pada konteks.
Studi tentang konteks ·21 Berupaya agar nilai pribadi bebas dari pengaruh desain penelitian dan menghindari usaha membuat keputusan nilai tentang hal-hal yang diteliti ·22 Berupaya memahami fenomena yang kompleks dengan jalan mengujinya dalam keseluruhannya dalam konteks. Belum mengetahui apa yang difokus sampai studi itu sudah berlangsung; mengidentifikasikan tema yang relevan dan pola-pola (yang muncul) yang kemudian menjadi fokus studi. Pengumpulan data sedikit banyak adalah kontinu dan intensif lebih dari penelitian kuantitatif.
Desain ·23 Berupaya memahami fenomena yang kompleks dengan jalan menganalisis bagian-bagian komponen (disebut variabel). Setiap upaya penelitian menguji hanya beberapa dari kemungkinan variabel yang dapat diteliti; konteks situasi diabaikan atau dikontrol. Data dikumpulkan dalam beberapa interval dan memfokus pada pengukuran yang tepat ·24 Fleksibel/luwes, dikembangkan, umum, dinegosiasikan, sebagai acuan untuk diikuti, dikhususkan hanya dalam istilah umum sebelum studi dilakukan. Tidak mengikutkan intervensi dan berupaya agar gagasan sesedikit mungkin.
Metode ·25 Terstruktur, formal, ditentukan terlebih dahulu, tidak luwes, dijabarkan secara rinci terlebih dahulu sebelum penelitian dilakukan ·26 Historikal, etnografi, dan studi kasus
Hipotesis ·27 Deskriptif, korelasional, perbandingan kausal dan eksperimen ·28 Cenderung untukmencari dan menemukan dan menyimpulkan hipotesis. Hipotesis dilihat sebagai sesuatu yang tentatif, berkembang, dan didasarkan pada sesuatu studi tertentu.
Pengukuran ·29 Hampir selalu mengetes hipotesis. Hipotesis dilihat sebagai sesuatu yang khusus, dapat dites, dan dinyatakan sebelum sesuatu studi dilakukan ·30 Prosedurnya sedikit subjetif; peneliti memiliki kemampuan untuk mengamati dan berinteraksi dengan manusia lainnya dan dengan lingkungan; percaya bahwa kemampuan manusia diperlukan untuk melaksanakan tugas yang rumit dan terhadap dunia yang sangat bervariasi dan yang selalu berubah
Review Kepustakaan ·31 Tujuan pengukuran adalah objektivitas, memberi makna pada skoring dan pengumpulan data tidak dipengaruhi oleh nilai-nilai peneliti, ’bias’ dan persepsi; banyak bergantung pada tes, skala dan kuesioner terstruktur yang dapat diadministrasikan pada kondisi baku terhadap seluruh individu dalam sampel dan prosedur untuk skoring data dirinci secara tepat untuk mengingatkan kemungkinan terjadinya bahwa setiap dua skor memperoleh hasil yang sama. Akhirnya, baku dan numerikal ·32 Terbatas, sebagai acuan teori, dan tidak mempengaruhi studi. Tidak dilakukan untuk mengkaji teori karena dengan cara ini bukan mengkaji teori tetapi menemukan teori dari data.
Latar penelitian ·33 Ekstensif, yang dengan hal itu mempengaruhi studi. Pengkajian teori diperlukan untuk menemukan konsep, variabel, dan menata penelitian hipotesis ·34 Naturalistik (sebagaimana adanya) sejauh mungkin
Sampling ·35 Sejauh mungkin dikontrol sampling teoretis dan sampling sebanyak mungkin digunakan sebagai mempertimbangkan ·36 Bertujuan: dimaksudkan untuk memilih sejumlah ’kecil’ dan tidak harus representatif; sampel dimaksudkan untuk mengarah kepada pemahaman secara mendalam
Data ·37 Random/acak; dimaksudkan untuk memilih dari sejumlah besar individu dalam populasi dimasukkan dalam sampel yang dianggap mewakili. Hal itu digunakan untuk menggeneralisasi hasilnya kepada populasi. Stratifikasi, kelompok kontrol, mengontrol variabel ekstraneus. ·38 Naratif, deskritptif, dalam kata-kata mereka yang diteliti, dokumen pribadi, catatan lapangan, artifak, dokumen resmi dan video-tapes, transkrip.
Strategi pengumpulan data ·39 Numerik, variabel dioperasionalkan, kode dikuantifikasikan, statistikal, dihitung dan diadakan pengukuran. ·40 Pengumpulan dokumen, pengamatan berperanserta (participant observation), wawancara tidak terstruktur dan informal, mencatat data dalam Catatan Lapangan secara intensif, menilai artifak.
Subjek ·1 Pengamatan terstruktur yang non-partisipan, wawancara semi terstruktur dan formal, administrasi tes dan kuesioner, eksperimen, penelitian survei, eksperimen kuasi.
·2 Subjek penelitian berjumlah besar; pemilihan secara acak. ·3 Jumlah subjek penelitian kecil; teknik sampling bertujuan.
Analisis Data ·4 Deduktif, secara statistik. Terutama menghasilkan data numerik yang biasanya dianalisis secara statistik. Data kasar terdiri dari bilangan dan analisis dilakukan pada akhir penelitian ·5 Induktif, model-model, teori-teori, konsep, metode perbandingan tetap. Biasanya data dianalisis secara deskriptif yang sebagian besar berasal dari wawancara dan catatan pengamatan; catatan dianalisis untuk memperoleh tema dan pola-pola yang dideskripsikan dan diilustrasikan dengan contoh-contoh, termasuk kutipan-kutipan dan rangkuman dari dokumen; koding data dan analisis verbal.
Interpretasi data ·6 Kesimpulan dan generalisasi diformulasikan pada akhir penelitian, dinyatakan dengan derajat kepercayaan tertentu yang ditentukan terlebih dahulu. ·7 Kesimpulan adalah tentatif direview atas dasar sesuatu yang masih berlangsung, sedang generalisasi diabaikan
Kriteria ·8 Validitas internal-bagaimana kebenaran ditemukan. Validitas eksternal – bagaimana penerapan temuan-temuan pada latar lainnya. Objekivikasi – bagaimana seharusnya kita dapat diyakinkan bahwa temuan-temuan adalah reflektif dari subjek daripada hasil dari ‘biases’ para peneliti ·9 Kredibilitas – penelitian dilakukan sedemikian rupa untuk memastikan bahwa subjek itu secara secukupnya diperoleh dan diuraikan. Keteralihan – beban untuk memaparkan penerapan temuan-temuan pada latar lainnya tergantung pada peneliti yang harus mengadakan ‘uraian rinci’ tentang keadaan latar untuk keperluan penerapan
Frasa kunci ·10 Eksperimental, data numerik, empirik, dan statistikal. ·11 Deskriptif, naturalistik, dan berorientasi kata.
Konsep kunci ·12 Reliabilitas, variabel, operasionalisasi, hipotesis, validitas, statistikal, signifikan, replikasi. ·13 Bermakna, pemahaman ama, proses dibangun secara sosial, tema, keabsahan data.
Instrumen Penelitian ·14 Inventori, kuesioner, skala, skor tes, indikator ·15 ”tape recorder”, catatan lapangan, peneliti adalah instrumen itu sendiri.
Masalah ·16 Mengontrol variabel, validitas ·17 Memakan waktu, prosedur tidak baku, reliabilitas-keabsahan data.
Sumber: Moleong, 2006: 31-37



Penelitian berdasarkan fungsinya:
Berdasarkan fungsinya penelitian dilakukan dengan dua fungsi utama yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan dan memperbaiki praktik. Penelitian yang termasuk jenis ini adalah: 1) penelitian basic (dasar), 2) penelitian terapan, dan 3) penelitian evaluatif. Perbedaan ketiga jenis penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Perbedaan antara penelitian dasar, terapan dan evaluatif

Penelitian Dasar Penelitian Terapan Penelitian Evaluatif
Bidang penelitian



Tujuan






Tingkat Generalisasi



Penggunaan hasil Penelitian bidang fisik, perilaku dan sosial



Menguji teori, dalil, prinsip dasar. Menentukan hubungan empiris antar fenomena dan mengadakan generalisasi analistis

Abstrak, Umum




Menambah pengetahuan ilmiah dari prinsip-prinsip dasar dan hukum tertentu. Meningkatkan metodologi dan cara-cara pencarian Bidang aplikasi: kedokteran, rekayasa, pendidikan


Menguji kegunaan teori dalam bidang tertentu. Menentukan hubungan empiris dan generalisasi analitis dalam bidang tertentu.

Umum tetapi dalam bidang tertentu



Menambah pengetahuan yang didasarkan penelitian dalam bidang tertentu. Meningkatkan penelitian dan metodologi dalam bidang tertentu Pelaksanaan berbagai kegiatan, program pada berbagai tempat & lembaga

Mengukur manfaat, sumbangan dan kelayakan program atau kegiatan tertentu.



Konkrit, spesifik dalam aspek tertentu. Diterapkan dalam praktik aspek tertentu.

Menambah pengetahuan yang didasarkan penelitian tentang praktik tertentu. Meningkatkan penelitian dan metodologi tentang praktik tertentu. Membantu dalam penentuan keputusan dalam bidang tertentu.
Sumber: Sukmadinata, 2006:17-18

Isac dan Michael, dalam bukunya ”Handbook in Research and Evaluation” menyebutkan: berdasarkan fungsinya ada 9 (sembilan) kategori dasar jenis/macam metode penelitian, yaitu: 1) Metode sejarah, 2) Metode deskriptif, 3) Metode pengembangan, 4) Metode kasus atau penelitian lapangan, 5) Metode korelasional, 6) Metode kausal-komparatif, 7) Metode eksperimen murni, 8) Metode eksperimen semu, dan 9) Metode tindakan.
Dari sembilan metode ini penelitian ini, lalu penelitian yang dilakukan juga lebih dikenal dengan metode tersebut, seperti penelitian sejarah untuk metode sejarah, penelitian perbandingan untuk metode kausal komparatif, dan seterusnya.
Ke sembilan metode ini dengan metode lainnya, dimasukkan lagi ke dalam kategori penelitian berdasarkan pendekatannya yaitu: pendekatan kuantitatif dan kualitatif seperti dalam tabel berikut.
Tabel: Metode-metode penelitian


KUANTITATIF KUALITATIF
Eksperimental Non Eksperimental Interaktif Noninteraktif
·1 Eksperimental murni
·2 Eksperimental semu (quasi eksperiment)
·3 Eksperimental lemah
·4 Subjek tunggal ·5 Deskriptif
·6 Komparatif
·7 Korelasional
·8 Survei
·9 Ekspos fakto
·10 Tindakan ·11 Etnografis
·12 Historis
·13 Fenomenologis
·14 Studi kasus
·15 Teori dasar
·16 Studi Kritis ·17 Analisis konsep
·18 Analisis kebijakan
·19 Analisis historis
Sukmadinata, 2006:53

Berikut ini diuraikan definisi untuk masing-masing jenis metode penelitian yang telah disebutkan di atas:
Penelitian historis: Penelitian yang bertujuan untuk meneliti peristiwa-peristiwa yang telah berlalu. Peristiwa-peristiwa sejarah direka ulang dengan menggunakan sumber data primer berupa kesaksian dari pelaku sejarah yang masih ada, kesaksian tak sengaja yang tidak dimaksudkan untuk disimpan, sebagai catatan atau rekaman, seperti peninggalan-peninggalan sejarah, dan kesaksian sengaja berupa catatan-catatan dan dokumen.
Penelitian Deskriptif : metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya.
Penelitian Pengembangan: (developmental research), penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan dan menguji suatu produk (Borg & Gall, 2001). Metode ini banyak digunakan di dunia industri.
Studi Kasus : penelitian yang dilakukan terhadap suatu ”kesatuan sistem”. Kesatuan ini dapat berupa program, kegiatan, peristiwa atau sekolompok individu yang terikat oleh tempat, waktu atau ikatan tertentu.
Penelitian korelasional : penelitian ini ditujukan untuk mengetahui hubungan sesuatu variabel dengan variabel-variabel lain. Hubungan antara variabel ini dinyatakan dengan besarnya koefisien korelasi dan keberartian (signifikansi) secara statistik.
Penelitian komparatif: penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok ada perbedaan dalam aspek atau variabel yang diteliti.
Penelitian Ekspos fakto: bertujuan untuk meneliti hubungan sebab akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (dirancang dan dilaksanakan) oleh peneliti.
Penelitian Eksperimen Murni (True eksperimental): metode eksperimen yang paling mengikuti prosedur dan memenuhi syarat-syarat eksperimen. Prosedur dan syarat-syarat tersebut terutama berkenaan dengan pengontrolan variabel kelompok kontrol, pemberian perlakuan atau manipulasi kegiatan serta pengujian hasil.
Penelitian Eksperimen Semu (quasi eksperimental): pada dasarnya sama dengan eksperimen murni, bedanya adalah dalam pengontrolan variabel. Pengontrolannya hanya dilakukan terhadap satu variabel saja, yaitu variabel yang dipandang paling dominan.
Penelitian Eksperimen tunggal (single subject eksperimental): penelitian eksperimen yang dilakukan terhadap subjek tunggal. Dalam pelaksanaan penelitian ini, variasi bentuk eksperimen murni, quasi atau lemah berlaku.
Penelitian Tindakan (Action Research): penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengadakan pemecahan masalah atau perbaikan mutu suatu kegiatan. Misalnya, guru melakukan penelitian tindakan kelas yaitu untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran dan dilakukan perbaikan terhadap proses pembelajaran sesuai dengan hasil penelitian tindakan.
Penelitian Etnografi : Penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menginterpretasikan budaya, kelompok sosial atau sistem.
Penelitian fenomenologis: penelitian ini mencoba mencari arti dari pengalaman (fenomena-fenomena) dalam kehidupan.


DAFTAR BACAAN:

Ary, Donald & Lucy Cheser Jacobs, t.t. Pengantar Penelitian Pendidikan, Penterjemah: Arief Furchan, Usaha Nasional, Surabaya.
Bogdan, Robert, C. & Sari Knopp Biklen, 2003. Qualitatif Research for Education an Introduction to Theories and Methods. Allyn and Bacon, Boston.
Fraenkel, Jack R. & Norman E. Wallen. 1993. How to Design And Evaluatif Research in Education, McGraw-Hill International Editions, New York.
Isaac, Stephen & William B. Michael. 1971. Handbook in Research and Evaluation A Collection of Principles, Methods, and Strategies Useful in The Planning, Design, and Evaluation of Studies in Education and the Behavioral Sciences, Robert R.Knapp, Publisher, California.
Miles, Matthew B. & A. Michael Huberman, 1996. Analisis Data Kualitatif, Penterjemah: Tjetjep Rohendi Rohidi, Uinversitas Indonesia, Jakarta.
Moleong, Lexy.J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Bogor.
Riyanto, Yatim. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan, SIC, Surabaya.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Metode Penelitian Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Strauss, Anselm & Juliet Corbin. 2003. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif Tata Langkah dan Teknik-Teknik Teoritisasi Data, Penterjemah: Muhammad Shodiq & Imam Muttaqien, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Tuckhman, Bruce W. 1978. Conducting Educational Research. Harcourt Brace Jovanovich, Publisher, Sandiego.
Wiraatmadja, Rochiati, 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.