Jumat, 29 April 2022

Analisis Kebijakan di Era Digital (1)

Analisis kebijakan (policy analysis) adalah evaluasi sistematis dari implikasi teknis dan politik yang secara alternative dilakukan dengan mengidentifikasi opsi kebijakan potensial yang dapat mengatasi masalah dan kemudian membandingkan opsi tersebut untuk memilih yang paling efektif, efisien, dan layak. Analisis kebijakan mengacu pada proses penilaian kebijakan atau program, dan produk dari analisis tersebut, yang pada prinsipnya mengandung tindakan yang dimaksudkan untuk memperbaiki masalah ekonomi, sosial, atau publik lainnya. Analisis kebijakan terutama berkaitan dengan alternatif kebijakan yang diharapkan menghasilkan solusi baru.

Analisis kebijakan bisa menggunakan pendekatan: 1) kualitatif dan kuantitatif; 2) berbagai pendekatan untuk untuk memecahkan masalah (solusi) atau biasa juga disebut sebagai mix method; 3) menerapkan metode yang sesuai dengan benar.

Contoh analisis kebijakan, misalnya dalam bidang pendidikan. Kebijakan Pemerintah (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) menghapus Ujian Nasional (UN) dan memberikan wewenang kepada pendidik dan satuan pendidikan (sekolah) melakukan penilaian berdasarkan Permendikbud Nomor 4 Tahun 2018 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan dan Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah.  

Beberapa Model Alternatif Analisis Kebijakan

1) Model Quade

a. Perumusan kebijakan

b. Cari alternatif

c. Ramalan masa depan

d. Modelkan dampak dari alternatif

e. Evaluasi, bandingkan, dan rangking alternatif-alternatifnya


2) Mode MacRae dan Wilde

a. Tentukan masalahnya

b. Tentukan kriteria

c. Hasilkan alternatif

d. Pilih tindakan

e. Evaluasi kebijakan setelah implementasi


3) Mode Stokey dan Zeckhauser

a. Tentukan masalah yang mendasarinya

b. Tentukan tujuan

c. Hasilkan alternatif

d. Memprediksi konsekuensi dari setiap alternatif

e. Tentukan kriteria untuk mengukur pencapaian

f. Pilih tindakan

 

4) Model Institut Perkotaan (Urban Institute)

a. Tentukan masalahnya

b. Identifikasi tujuan

c. Pilih kriteria

d. Tentukan klien

e. Hitung biaya setiap alternatif

f. Menilai efektivitas setiap alternatif

g. Presentasikan temuan


5) Mode Weiner dan Vining

a. Analisa masalah

b. Pahami masalahnya

c. Pilih tujuan dan batasan

d. Pilih metode solusi

e. Analisis solusi

f. Pilih kriteria evaluasi

g. Tentukan alternatif

h. Menilai alternatif

i. Rekomendasikan solusi

 

6) Mode Hill

a. Definisikan masalah

b. Mengidentifikasi alternatif

c. Kuantifikasi alternatif

d. Terapkan alat bantu keputusan

e. Pilih alternatif

f. Menerapkan solusi


7) Mode Patton dan Sawicki

a. Verifikasi, definisikan, dan perinci masalahnya

b. Tetapkan kriteria evaluasi

c. Identifikasi kebijakan alternatif

d. Menilai kebijakan alternatif

e. Tampilkan dan bandingkan semua alternatif yang ada

f. Menerapkan, memantau, dan mengevaluasi kebijakan

Berdasarkan model alternatif tersebut, kita dapat melihat beberapa langkah utama dalam analisis kebijakan sebagaimana bagan berikut.



1) Verifikasi, definisikan, dan perinci masalahnya

Beberapa tips yang bisa Anda lakukan pada step ini adalah

  • Nyatakan masalahnya secara bermakna,
  • Tentukan besar dan luasnya masalah, 
  • Mendefinisikan kembali masalah secara terus menerus dengan mempertimbangkan apa yang mungkin, 
  • Buang materi yang tidak relevan, 
  • Pertanyakan pemikiran yang diterima tentang masalah, 
  • Pertanyaan rumusan awal masalah, 
  • Gunakan data untuk mengungkap masalah, 
  • Temukan analisis kebijakan serupa, 
  • Temukan sumber data yang relevan, 
  • Hilangkan ambiguitas, 
  • Perjelas tujuan, 
  • Mencari solusi pada tujuan yang bertentangan, 
  • Fokus pada faktor sentral dan kritis, 
  • Tanyakan kepada diri Anda: Apakah masalah/isu tersebut penting? Apakah masalah/isu tersebut luar biasa? Bisakah masalah/isu tersebut diselesaikan? 
  • Identifikasi siapa yang berkepentingan, dan mengapa? 
  • Kekuatan apa yang dimiliki pihak-pihak terkait? 
  • Buat perkiraan cepat mengenai sumber daya yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah

2) Menetapkan kriteria evaluasi 

  • Apa tujuan kebijakan dan bagaimana mengukurnya?
  • Identifikasi kriteria yang menjadi pusat masalah dan relevan dengan pemangku kepentingan,
  • Memperjelas tujuan dan nilai, 
  • Identifikasi hasil yang diinginkan dan tidak diinginkan, 
  • Apakah ada urutan peringkat kepentingan di antara kriteria? Apa aturan untuk membandingkan alternatif? 
  • Kemudahan Administrasi, 
  • Biaya dan manfaat, 
  • Efektivitas, 
  • Ekuitas, 
  • Legalitas, 
  • Akseptabilitas politik

3) Identifikasi kebijakan alternatif

  • Pertimbangkan berbagai pilihan,
  • Pertimbangkan status quo, atau alternatif tanpa tindakan, 
  • Konsultasikan dengan ahlinya, 
  • Brainstorming, Delphi, Penulisan skenario, 
  • Definisikan kembali masalahnya jika perlu

4) Menilai kebijakan alternatif

  • Pilih metode yang sesuai dan terapkan dengan benar, 
  • Perkirakan hasil, efek, dan dampak yang diharapkan dari setiap alternatif kebijakan, 
  • Apakah hasil yang diprediksi memenuhi tujuan yang diinginkan? 
  • Bisakah beberapa alternatif dibuang? 
  • Lanjutkan analisis mendalam tentang alternatif yang dipilih

5) Tampilkan dan bedakan di antara alternatif

  • Pilih format untuk tampilan, 
  • Tunjukkan kekuatan dan kelemahan masing-masing alternatif, 
  • Jelaskan skenario kasus terbaik dan terburuk untuk setiap alternatif, 
  • Gunakan matriks, laporan, daftar, bagan, skenario, argumen

6) Menerapkan, memantau, dan mengevaluasi kebijakan

  • Menyusun rencana untuk implementasi, 
  • Desain sistem pemantauan, 
  • Sarankan desain untuk evaluasi kebijakan, 
  • Apakah kebijakan tersebut diterapkan dengan benar? 
  • Apakah kebijakan tersebut memiliki efek yang diinginkan?

Era digital sekarang ini menjadikan semuanya serba instan, cepat, mudah dan murah. Namun, di sisi lain memunculkan berbagai macam persoalan tersendiri, terutama sekali masalah honesty (kejujuran) dan kedisiplinan para pemangku kepentingan. Mislanya kebijakan sekolah atau bekerja dari rumah (Work from Home) bagi karyawan yang disebabkan oleh terjadinya pandemi Covid19. Perlu kehati-hatian di dalam menganalisis kebijakan atau program. Untuk itu, kompetensi guru pada bidang IT (melek teknologi) sangat diperlukan.

Bias dan subjektifitas tidak bisa dihindari dalam analisis kebijakan, maka untuk mengurangi efek bias, analis dapat:

  • mengidentifikasi semua asumsi yang mendasari, 
  • menyimpan catatan yang akurat, 
  • menggunakan berbagai sumber informasi, 
  • gunakan metode dan model yang dapat direplikasi, 
  • mengidentifikasi tujuan dan nilai yang diyakini klien, 
  • mengidentifikasi aktor dan institusi formal dan informal, 
  • mengatasi pertimbangan profesional dan etika yang relevan  

Tidak ada komentar: